Sengketa Tanah Ribuan Meter, Ashanty Bongkar Warisan Gunung di Bogor

Ashanty Ungkap Sengketa Tanah Warisan
Sumber :
  • instagram @ashanty_ash

Ashanty menghadapi sengketa tanah ribuan meter di Depok yang dijual ke developer. Mengejutkan, ia juga bongkar warisan keluarganya berupa lahan gunung di Cijeruk, Bogor

TNI Rekam Keberadaan Macan Kumbang Jawa di Gunung Sanggabuana: Fakta Menarik Sang Predator Langka

Viva, Banyumas - Nama Ashanty kembali mencuri perhatian publik. Namun kali ini bukan soal musik ataupun rumah tangganya dengan Anang Hermansyah, melainkan terkait sengketa tanah warisan yang tengah ia perjuangkan. Tanah yang dipermasalahkan berada di kawasan Cinangka, Depok, dengan luas ribuan meter persegi.

Persoalan ini mencuat setelah muncul dua sertifikat kepemilikan atas lahan tersebut. Situasi kian pelik ketika pihak lain yang mengaku pemilik sah menjual tanah itu ke pihak developer perumahan. Padahal, keluarga Ashanty sudah menyiapkan rencana mulia, yakni membangun yayasan dan rumah kecil untuk anak-anak di atas lahan tersebut.

Mengenal Sidekah Kupat, Warisan 500 Tahun Peninggalan Prabu Siliwangi di Cilacap

“Awalnya kita di sini mau bikin yayasan, terus Mama pengen bikin rumah kecil-kecil buat anak-anaknya. Tapi sekarang jadi rumit karena ada sengketa,” ungkap Ashanty di lokasi dilansir dari Viva.

Meski menghadapi jalan berliku, Ashanty menegaskan dirinya tidak akan menyerah.

Menteri ATR BPN Nusron Wahid Minta Maaf soal Pernyataan Seluruh Tanah Milik Negara

“Namanya hidup pasti ada masalah. Tinggal bagaimana kita menyikapi, bagaimana menghadapi. Aku akan terus berjuang buat hak kita,” tegasnya.

Yang membuat publik kian terkejut, Ashanty mengungkap bahwa tanah warisan keluarganya tidak hanya berada di Depok. Ia menyebut sang ayah juga sempat memiliki lahan di kawasan pegunungan Cijeruk, Bogor.

“Orang sini sebenarnya tahu kalau Papaku beli tanah lumayan banyak. Bahkan dulu sempat ada lahan di gunung, di Cijeruk. Tapi suratnya sempat hilang,” kata Ashanty.

Pernyataan ini sontak menambah kesan betapa besar warisan keluarga Ashanty. Tak hanya sebidang tanah datar di perkotaan, tetapi juga lahan pegunungan yang bernilai tinggi, baik secara ekonomi maupun historis.

Ashanty mengaku sempat bertemu dengan pihak developer untuk mencari jalan tengah. Namun, menurutnya, pihak lawan tidak menunjukkan itikad baik.

“Aku temuin langsung. Intinya ini hak kami dan kamu sudah tahu, tapi kamu tetap membangun. Menurutku kamu nggak ada niat baiknya,” ujarnya.

Dengan potensi kerugian yang mencapai miliaran rupiah, Ashanty memastikan akan terus memperjuangkan hak keluarganya.

Baginya, warisan dari sang ayah bukan sekadar harta bernilai ekonomi, melainkan juga sebuah peninggalan sejarah keluarga. Kini, publik menunggu kelanjutan proses sengketa tanah yang melibatkan nama besar Ashanty.

Kasus ini sekaligus membuka mata bahwa permasalahan agraria di Indonesia masih sangat kompleks, bahkan bisa menimpa figur publik ternama