Damai Lewat Mie: Toko Cina yang Dilindungi Taliban di Tanah Afghanistan

Toko mie Cina di Kabul yang dijaga anggota Taliban
Sumber :
  • instagram @faatzayadi.nnz

Viva, Banyumas - Di tengah ketegangan politik dan konflik berkepanjangan yang melanda Afghanistan, muncul sebuah kisah tak biasa namun penuh harapan. Sebuah keluarga asal Cina membuka sebuah toko mie sederhana di sudut kota Kabul, ibu kota Afghanistan.

Tanah Puluhan Tahun Ludes Dijual Menantu, Nenek Dayanah Berjuang Rebut Haknya di Pekalongan!

Siapa sangka, kedai ini justru mendapat perlindungan dari kelompok yang selama ini dikenal sebagai kekuatan militer garis keras — Taliban. Toko mie tersebut awalnya dibuka di Afghanistan tanpa banyak ekspektasi.

Dengan modal resep warisan keluarga dan semangat bertahan hidup di negeri asing, keluarga imigran ini mulai menyajikan mie buatan tangan yang hangat dan penuh cita rasa. Aroma kaldu, rempah, dan mie kenyal yang khas kampung halaman mereka menarik perhatian warga lokal, termasuk anggota Taliban.

Dari Tanah Hingga Kas, Ini Perbandingan Harta Pj Sekda Cilacap Sadmoko Danardono Tahun 2023 dan 2024 yang Baru Terpilih

Yang mengejutkan, bukan hanya warga biasa yang menjadi pelanggan, tetapi juga beberapa anggota kelompok Taliban yang kini memegang kendali pemerintahan Afghanistan. Mereka tak hanya datang sebagai konsumen, tapi juga ikut menjaga keamanan toko itu.

Momen seperti ini, yang mungkin terasa mustahil di tempat lain, justru terjadi di sini—di tengah kota yang dulunya kerap menjadi simbol perpecahan. Dikutip dari video yang diunggah di akun Instagram @faatzayadi.nnz, Menurut laporan warga sekitar, Taliban yang biasanya menjaga jarak terhadap budaya asing, justru menunjukkan sikap ramah kepada keluarga Cina ini.

Sepiring Mie Panas: Sensasi Mie Rumahan dengan Bumbu Blaged di Rumah Baru yang Lebih Nyaman!

Mereka menjaga toko tersebut dari gangguan luar dan bahkan menyapa ramah para pengunjung. Dalam kedai kecil berkapasitas terbatas ini, perbedaan budaya perlahan mencair lewat semangkuk mie panas yang disajikan dengan tulus.

Tak hanya makanan, toko ini juga menjadi tempat lahirnya percakapan lintas bahasa dan budaya. Pelanggan dari berbagai latar belakang duduk berdampingan, berbagi cerita dan tawa.

Halaman Selanjutnya
img_title