Dibohongi Cagub Korupsi, Mongol Stres Lepaskan Rp53 Miliar demi Kedamaian
- instagram @mongolstres
Komika Mongol Stres kehilangan Rp53 miliar akibat ulah calon gubernur korupsi. Ia memilih mengikhlaskan uang itu demi kedamaian hati, kesehatan mental, dan hidup yang lebih tenang
Viva, Banyumas - Komika Rony Imanuel atau yang akrab disapa Mongol Stres membagikan kisah hidup yang jarang diketahui publik. Di balik tawa yang ia hadirkan di panggung, tersimpan pengalaman pahit ketika tabungannya sebesar Rp53 miliar raib usai dipinjam seorang calon gubernur yang kemudian terseret kasus korupsi.
Dalam podcast bersama Melaney Ricardo, Mongol menceritakan bagaimana peristiwa itu sempat mengguncang hidupnya.
“Empat hari penuh saya hanya mengurung diri di kamar. Bahkan ingus pun enggak saya elap. Uang saya tinggal seratus juta lebih. Saya ketakutan, jangan-jangan ikut dianggap terlibat,” ujarnya dengan suara bergetar.
Meski hatinya hancur, ia akhirnya memutuskan untuk melepaskan beban itu dengan mengikhlaskan seluruh uangnya.
“Saya pernah ditipu orang, dibohongi orang, tapi saya tidak mau balas dendam. Rp53 miliar itu saya lepaskan,” tutur Mongol lirih.
Keputusan besar itu ia ambil setelah mendatangi penjara tempat sang pelaku ditahan. Pada 9 Januari 2025, usai pulang dari Jepang, Mongol menemui keluarga pelaku dan berkata,
“Ibu, utangmu saya putihkan.” Pernyataan itu membuat Melaney Ricardo yang mendengarnya terkejut, sampai melontarkan candaan, “Lu anak siapa? Anak jenderal, lu?” Namun Mongol hanya tersenyum dan menjawab, “Anak Tuhan. Kalau terus memikirkan uang itu, hidup saya akan selalu dihantui. Saya ingin merdeka dari dendam.”
Langkah ini sempat menimbulkan ketegangan kecil di rumah. Istrinya kecewa hingga memilih diam selama beberapa jam. Tetapi bagi Mongol, kelegaan batin lebih penting daripada terus memelihara kemarahan.
“Setelah memaafkan, hati saya jauh lebih ringan. Rezeki pun datang lagi,” jelasnya. Sebelumnya, ia sempat menerima sertifikat tanah sebagai jaminan.
Sayangnya, karena belum sempat dibalik nama, aset itu ikut disita negara setelah sang calon gubernur divonis bersalah dan dijatuhi hukuman “dimiskinkan.” Pengalaman pahit tersebut kini menjadi pelajaran berharga baginya. Mongol menyadari bahwa ikhlas bukan berarti menyerah, melainkan kemenangan atas kebencian yang bisa merusak hidup.
“Uang bisa dicari lagi, tapi kedamaian batin tidak ternilai,” pungkasnya. Kisah Mongol Stres memberi pesan mendalam tentang keberanian melepas kerugian besar demi kesehatan mental dan kehidupan yang lebih damai