Sudah 98 Persen Warga Jateng Terdaftar BPJS, Tantangannya Ada di Iuran Peserta

Cakupan BPJS Jateng capai 98 Persen, keaktifan masih rendah
Sumber :
  • Pemprov Jateng

BPJS Kesehatan di Jateng sudah menjangkau 98,68 Persen warga. Meski begitu, tingkat keaktifan peserta baru 74–75 Persen, dan masih harus ditingkatkan lewat sosialisasi dan kepatuhan iuran

Petugas Irigasi Jateng Tuntut Status Kepegawaian, Pemprov Siapkan BPJS dan Verifikasi Data

Viva, Banyumas - Cakupan kepesertaan BPJS Kesehatan atau Universal Health Coverage (UHC) di Provinsi Jawa Tengah terus menunjukkan perkembangan positif. Per 31 Mei 2025, jumlah penduduk yang sudah terdaftar mencapai 98,68 Persen dari total populasi.

Meski demikian, tantangan besar masih ada, yaitu rendahnya tingkat keaktifan peserta dalam membayar iuran. Deputi Direksi Wilayah VI BPJS Kesehatan, Yessi Kumalasari, mengungkapkan tingkat keaktifan peserta BPJS di Jawa Tengah pada Agustus 2025 baru berada di angka 74–75%. Pihaknya menargetkan angka tersebut bisa naik menjadi 80% pada akhir tahun.

Catat! Sri Mulyani Ungkap Tarif Baru BPJS Kesehatan Akan Naik 2026, Ini Skema Bertahapnya

“Cakupan kepesertaan sudah tinggi, tetapi PR kita ada di keaktifan peserta. Banyak yang terdaftar, tapi tidak semua rutin membayar iuran atau memanfaatkan layanan,” jelas Yessi saat audiensi dengan Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi, di Semarang, Rabu (3/9/2025).

Menurut Yessi, ada tiga aspek utama yang dibahas dalam pertemuan tersebut, yakni kepesertaan, penerimaan, dan pelayanan kesehatan. Dari sisi penerimaan, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota sudah menyediakan anggaran yang cukup.

Warga Wonogiri Panik! BPJS Gratis Dicabut, CSR untuk Kesehatan Masih Jadi Wacana

Tinggal memastikan agar pembayaran berjalan rutin dan tepat waktu. Dari aspek pelayanan kesehatan, fasilitas tingkat pertama hingga tingkat lanjut sudah tersedia di seluruh kabupaten/kota. Ke depan, penambahan fasilitas akan menyesuaikan kebutuhan jumlah peserta aktif di masing-masing daerah.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menekankan pentingnya memastikan masyarakat, khususnya kelompok kurang mampu dan pekerja informal, benar-benar tercover layanan BPJS Kesehatan. Ia mendorong sosialisasi dilakukan secara masif, bahkan dengan strategi jemput bola.

Halaman Selanjutnya
img_title