Terungkap! Profesor RAP Dalang Tutorial Molotov di Balik Demo Anarkis 25 Agustus 2025

Polisi beberkan peran Profesor RAP di aksi demo
Sumber :
  • instagram @divisihumaspolri

Profesor RAP ditetapkan sebagai tersangka utama demo anarkis. Ia menyebar tutorial molotov via medsos dan mengatur distribusi di lapangan. Polisi kini mendalami kasus ini

Terungkap, Kompol Cosmas Pernah Bersaksi untuk Kasus Penyiraman Novel Baswedan

Viva,Banyumas - Kepolisian akhirnya berhasil mengungkap dalang intelektual di balik aksi anarkis yang terjadi sejak 25 Agustus 2025. Salah satu tokoh yang paling disorot adalah Profesor RAP, satu dari enam tersangka yang kini resmi ditetapkan oleh Polda Metro Jaya.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, menjelaskan bahwa RAP berperan aktif dalam menyebarkan konten berbahaya melalui media sosial.

Mengenal Laras Faizati, Tersangka Hasutan di Demo Akhir Agustus 2025 Pegawai Kontrak 26 Tahun yang Kini Jadi Sorotan

“Perannya adalah memberikan tutorial pembuatan bom molotov serta bertindak sebagai koordinator kurir di lapangan,” ungkap Ade Ary dalam keterangan resmi, Selasa (2/9/2025) di Jakarta.

Penelusuran aparat bermula dari temuan sejumlah WhatsApp Group (WAG) yang berisi instruksi detail tentang cara membuat molotov, mulai dari komposisi bahan hingga peralatan yang diperlukan.

Komnas HAM Ungkap Daftar 10 Korban Jiwa Demo 25 sampai 31 Agustus 2025, Aparat Diduga Terlibat

Dari investigasi mendalam, polisi menemukan bahwa RAP bukan hanya penyebar informasi, tetapi juga koordinator titik distribusi bom molotov yang kemudian digunakan massa saat unjuk rasa. Kepala Unit 2 Subdirektorat Keamanan Negara Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kompol Gilang Prasetya, menegaskan bahwa RAP bahkan dijuluki sebagai “Profesor R” karena perannya yang sistematis dalam merancang pola peredaran molotov di lapangan.

“Kami menemukan bukti keterlibatan RAP sebagai koordinator lokasi pengambilan molotov yang sudah dipersiapkan,” ujarnya. Selain RAP, polisi juga menetapkan lima tersangka lain dalam kasus penghasutan aksi anarkis ini.

Mereka adalah Delpedro Marhaen (DMR), Direktur Eksekutif Lokataru Foundation; Mujaffar Salim (MS), staf Lokataru; Syahdan Husein (SH), admin Instagram @gejayanmemanggil; KA; serta Figha (FL), seorang perempuan.

Saat ini keenam tersangka masih dalam tahap pemeriksaan intensif oleh penyidik. Polisi menegaskan akan terus mengembangkan kasus ini untuk membongkar kemungkinan adanya aktor lain yang ikut terlibat dalam jaringan penyebaran instruksi molotov tersebut.

Keterlibatan RAP menimbulkan sorotan publik lantaran sosok ini dikenal dengan latar belakang akademis yang seharusnya menjadi teladan. Namun justru, RAP memilih jalur berseberangan dengan hukum dengan menyebarkan informasi berbahaya yang berpotensi mengancam keselamatan masyarakat.

Polda Metro Jaya juga mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh konten-konten yang menghasut di media sosial. Edukasi digital dan literasi informasi menjadi kunci untuk mencegah penyalahgunaan teknologi dalam memicu tindakan anarkis.

Dengan terbongkarnya peran Profesor RAP, aparat berharap dapat mengurangi eskalasi aksi anarkis serta memberikan efek jera bagi siapa pun yang mencoba menyebarkan ajakan kekerasan.

Proses hukum akan terus berjalan, dan polisi menegaskan tidak akan memberi ruang bagi pihak mana pun yang berupaya merusak keamanan ibu kota