Bertahun Tahun Dilecehkan Pengasuh Ponpes Pati, Santri Akhirnya Berani Buka Suara: Saya Takut dan Malu

Kuasa hukum dampingi korban dugaan pelecehan di ponpes
Sumber :
  • pexel @danielreche

Viva, Banyumas - Sebuah kasus memprihatinkan kembali mencuat dari lingkungan pendidikan keagamaan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Seorang santri laki-laki yang masih di bawah umur akhirnya memberanikan diri melapor setelah diduga mengalami tindakan tidak pantas selama bertahun-tahun oleh seorang pengasuh pondok pesantren (ponpes) di Kecamatan Jakenan.

Apsifor Buka Suara soal Isu Bullying di Balik Kematian Diplomat Arya Daru

Korban yang tidak disebutkan identitasnya ini mengalami tekanan psikologis mendalam akibat pelecehan yang dialaminya. Menurut kuasa hukum korban, Deddy Gunawan, kliennya kini mengalami trauma berat dan menunjukkan tanda-tanda depresi akibat perlakuan yang dialaminya.

"Aksi dugaan kekerasan ini terjadi sejak korban duduk di kelas 2 Madrasah Tsanawiyah (MTs), padahal ia sudah tinggal di ponpes tersebut sejak kelas 3 Madrasah Ibtidaiyah (MI)," jelas Deddy saat melapor ke Satreskrim Polresta Pati dikutip dari tvonenews.

Menko Polkam Buka Suara soal Pemblokiran Rekening oleh PPATK: Dana Aman Tak Perlu Panik

Dugaan pelecehan tersebut disebut terjadi secara berulang di beberapa tempat, termasuk kamar pengasuh dan kamar santri. Bahkan, beberapa peristiwa diduga terjadi di hadapan santri lain.

Hal inilah yang membuat korban merasa ketakutan, malu, dan menutup diri hingga akhirnya memutuskan keluar dari pondok. Kasus ini semakin mengkhawatirkan karena korban bukan hanya satu.

Anak Perempuan 7 Tahun di Cilacap Dilecehkan Tetangga Dekat, Pelaku Usia 57 Tahun Ditangkap Polisi

Deddy mengungkapkan bahwa saat ini sudah ada dua santri yang berani bersuara, meski total korban yang diduga terlibat bisa mencapai empat hingga lima orang. Jumlah ini diperkirakan dapat bertambah seiring berjalannya proses penyelidikan.

"Yang kami dampingi saat ini satu orang, tetapi ada satu korban lain yang juga sudah mulai bicara. Kami khawatir masih banyak korban lain yang belum berani melapor," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
img_title