Misteri Kematian Zara Qairina Siswi 13 Tahun Yang Mengguncang Malaysia: Jatuh Sendiri atau Jadi Korban

Kematian tragis Zara Qairina masih diselimuti misteri
Sumber :
  • Tiktok @viraltiktoknewsz

Viva, Banyumas - Kasus kematian tragis siswi 13 tahun bernama Zara Qairina Mahathir masih menjadi misteri besar yang menyita perhatian masyarakat Malaysia. Zara ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri di dekat selokan area asrama SMKA Tun Datu Mustapha, Papar, Sabah, pada 16 Juli 2025.

Kekalahan Menyakitkan di Macau Open 2025: Saat Sabar/Reza Kalah dari Malaysia dan Masalah Atap Bocor

Ia sempat dilarikan ke Hospital Queen Elizabeth I, namun nyawanya tidak tertolong. Dugaan awal menyebut Zara Qairina terjatuh dari lantai tiga gedung asrama. Namun, informasi ini mulai diragukan publik setelah muncul laporan polisi baru dari ibunda korban, Noraidah Lamat, yang mengungkap adanya memar di bagian punggung jenazah Zara saat proses pemulasaran.

Fakta mengejutkan itu mendorong spekulasi bahwa Zara mungkin bukan hanya korban kecelakaan, tetapi bisa jadi korban kekerasan atau perundungan di sekolah. Kuasa hukum keluarga, Hamid Ismail dan Shahlan Jufri, menyatakan bahwa informasi ini cukup kuat untuk membuka kembali penyelidikan.

Malaysia Sukses Tekan Tarif AS Jadi 19 Persen, Rahasia Negosiasi di Balik Layar Tanpa Kehilangan Harga Diri

Mereka juga menuntut ekshumasi makam dan autopsi ulang. Dilansir dari The Star, Publik Malaysia semakin geram. Banyak yang menilai bahwa penyelidikan awal terlalu cepat disimpulkan, apalagi setelah Menteri Dalam Negeri, Datuk Seri Saifuddin Nasution Ismail, menyatakan bahwa penyidikan awal sudah selesai.

Namun, dengan bukti baru dari pihak keluarga, tekanan publik pun meningkat. Tagar #JusticeForZara viral di media sosial, menjadi simbol desakan transparansi hukum dan keadilan dalam dunia pendidikan Malaysia.

Kejagung Ungkap Status Warga Negara Riza Chalid Usai Diduga Menikah dengan Keluarga Kerajaan Malaysia

Kasus Zara menyoroti lemahnya pengawasan terhadap sistem asrama dan minimnya perlindungan terhadap anak dari potensi perundungan di sekolah berbasis agama. Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, turut bersuara.

Ia menegaskan bahwa penyelidikan akan dilakukan secara menyeluruh, dan tidak ada satu pun pihak yang akan dilindungi. Bahkan, spekulasi keterlibatan individu yang memiliki kedekatan dengan tokoh politik juga ikut mencuat.

Halaman Selanjutnya
img_title