Airlangga Hartarto Buka Suara soal Isu PHK Massal di Gudang Garam: Belum Ada Laporan Resmi

Airlangga Hartarto tanggapi isu PHK massal Gudang Garam
Sumber :
  • instagram @airlanggahartarto_official

Isu PHK massal di Gudang Garam viral setelah video buruh menangis beredar. Airlangga Hartarto menyebut belum ada laporan resmi dan pemerintah akan terus memantau

Prabowo Buka Suara Soal Tuntutan 17+8, Mana yang Disetujui dan Ditolak

Viva, Banyumas - Isu pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di salah satu produsen rokok terbesar Indonesia, PT Gudang Garam, menjadi sorotan publik setelah video buruh menangis dan berpelukan viral di media sosial.

Video berdurasi 1 menit 17 detik tersebut memperlihatkan suasana haru di pabrik Tuban, Jawa Timur, yang memunculkan spekulasi adanya gelombang PHK besar-besaran. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, akhirnya angkat bicara terkait isu ini. Ia menegaskan hingga saat ini pemerintah belum menerima laporan resmi dari pihak perusahaan mengenai adanya PHK massal.

Ketua RT Buka Suara: Jejak Mengerikan di Balik Tragedi Satu Keluarga H Sahroni Tewas Terkubur

“Kita monitor, karena Gudang Garam sudah menggunakan juga modernisasi. Nanti kita lihat ya, Gudang Garam belum melaporkan,” ujar Airlangga di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (8/9/2025) pada awak media.

Menurut Airlangga, proses modernisasi industri bisa saja berdampak pada perampingan tenaga kerja. Namun, pemerintah akan memastikan agar transisi tersebut tidak menimbulkan gejolak sosial yang besar, terutama bagi para buruh dan keluarganya yang sangat bergantung pada pekerjaan di sektor rokok.

Laba Anjlok 87 Persen, Apakah Ini Pemicu PHK Massal Gudang Garam

Sementara itu, Presiden Partai Buruh sekaligus Ketua KSPI, Said Iqbal, menyatakan pihaknya tengah mengecek kebenaran informasi terkait PHK massal tersebut. Ia menilai, jika benar terjadi, hal ini mencerminkan lemahnya daya beli masyarakat yang berdampak pada turunnya produksi industri rokok nasional.

“Bila benar terjadi PHK di PT Gudang Garam, ini membuktikan daya beli masyarakat masih rendah sehingga produk menurun. Rokoknya juga kurang mengikuti tren perubahan zaman dan inovasi,” ungkap Said Iqbal.

Halaman Selanjutnya
img_title