Mobil Cuma Satu, Gaji hanya Rp 750 Ribu Minim! Curhat Pilu Petugas Damkar Seram Timur Maluku

Ilustrasi Petugas Damkar SBT Gaji 750 Ribu Sebulan
Sumber :
  • pexel @pixabay

Viva, Banyumas - Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Maluku, menyuarakan keluhan terkait rendahnya gaji dan minimnya fasilitas kerja yang mereka miliki. Kondisi ini menjadi perhatian serius mengingat peran vital Damkar dalam menghadapi bencana kebakaran dan penyelamatan warga.

Gaji Cristiano Ronaldo Bikin Geleng Geleng, Dapat Rp 247 Ribu Setiap Detik Usai Stay di Al Nassr Sampai 2027!

Salah satu keluhan paling mencolok adalah soal besaran gaji. Para petugas hanya menerima Rp750 ribu per bulan, angka yang jauh dari kata layak untuk pekerjaan yang berisiko tinggi. Dilansir dari akun Instagram @indonesian.core, Nur Chamid, Instruktur Damkar Seram Bagian Timur Maluku mengatakan Gaji cuma Rp750 ribu. Jelas tidak cukup, tapi tetap bekerja karena tanggung jawab.

Tak hanya soal penghasilan, kondisi fasilitas penanggulangan kebakaran juga sangat terbatas. Saat ini, Dinas Damkar SBT hanya memiliki satu unit mobil pemadam dan tidak memiliki kendaraan khusus suplai air.

Rezeki Mulai Datang! Bantuan Subsidi Upah (BSU) 2025 tahap 1 Mulai Cair

Akibatnya, jika air di tangki mobil habis saat proses pemadaman, petugas harus kembali ke markas untuk mengisi ulang, dan itu menghambat penanganan kebakaran secara cepat dan efektif.

Peralatan keselamatan petugas pun sangat minim. Beberapa item penting seperti baju tahan api, helm, masker, alat bantu pernapasan, dan senter hanya tersedia dalam jumlah sangat terbatas.

Tertipu Lowongan Sawit di Facebook, Warga Garut Terlantar di Kaltim Gaji Tak Dibayar

Padahal, perlengkapan tersebut menjadi kebutuhan mutlak dalam menjalankan tugas di lapangan. Chamid menambahkan Anggora Damkar Seram Bagian Timur bekerja dengan risiko tinggi, tapi tidak punya alat pelindung yang cukup.

Kalau begini terus, bisa membahayakan nyawa petugas damkar dan warga juga Wilayah SBT sendiri memiliki sejumlah titik rawan kebakaran, terutama di daerah padat pemukiman dan kawasan hutan.

Dengan keterbatasan sarana dan prasarana, Damkar setempat harus bekerja ekstra keras dalam memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat. Warga berharap Pemda SBT dan instansi terkait segera mengambil langkah konkret untuk meningkatkan kesejahteraan petugas dan melengkapi fasilitas pemadam kebakaran.

Sebab tanpa dukungan yang memadai, potensi kerugian jiwa dan materi akibat kebakaran semakin tinggi. Kisah perjuangan petugas Damkar SBT menjadi cermin nyata dedikasi tanpa batas, meski dengan bayaran rendah dan fasilitas minim.

Kini, yang dibutuhkan hanyalah perhatian serius dari pemerintah agar mereka bisa bekerja lebih aman dan maksimal demi keselamatan bersama