Laba Anjlok 87 Persen, Apakah Ini Pemicu PHK Massal Gudang Garam
- instagram @ptgudanggaramtbk
Laba Gudang Garam turun drastis hingga 87 persen pada semester I 2025. Kondisi ini memicu spekulasi adanya PHK massal di pabrik rokok legendaris Kediri
Viva, Banyumas - Isu pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Kediri, Jawa Timur, kembali mencuat setelah sebuah video viral di media sosial memperlihatkan puluhan buruh berpamitan dengan penuh haru.
Meski pihak manajemen belum memberikan pernyataan resmi, publik menilai kondisi keuangan perusahaan yang merosot tajam bisa menjadi pemicu di balik isu ini. Berdasarkan laporan keuangan semester pertama 2025 yang dirilis Bursa Efek Indonesia (BEI), Gudang Garam hanya mencatat laba bersih Rp117,16 miliar.
Angka ini anjlok 87,34 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Rp925,52 miliar. Penurunan signifikan ini sejalan dengan turunnya pendapatan perusahaan sebesar 11,29 persen, dari Rp50,02 triliun pada semester I 2024 menjadi Rp44,37 triliun pada semester I 2025.
Jika ditelusuri lebih jauh, faktor penurunan kinerja Gudang Garam tidak lepas dari tantangan industri rokok nasional. Mulai dari kenaikan cukai rokok yang terus meningkat, maraknya peredaran rokok ilegal, hingga terbatasnya pasokan tembakau.
Selain itu, tren konsumen yang bergeser ke produk alternatif seperti rokok elektrik juga turut memengaruhi daya saing perusahaan rokok konvensional. Dalam beberapa dekade terakhir, Gudang Garam dikenal sebagai salah satu perusahaan rokok legendaris yang mampu mencetak laba besar. Pada 2023 misalnya, perusahaan ini masih mengantongi keuntungan Rp5,32 triliun.
Namun, capaian tersebut kini tinggal kenangan. Kondisi terkini memperlihatkan perusahaan harus berjuang keras menjaga stabilitas finansial. Meski demikian, apakah penurunan laba otomatis menjadi pemicu PHK massal? Pengamat ekonomi menilai, perusahaan besar seperti Gudang Garam cenderung melakukan efisiensi ketika laba turun drastis.