Terungkap! Cara Profesor RAP Sebarkan Instruksi Bom Molotov Saat Ricuh Demo
- instagram @poldametrojaya
Profesor RAP ditetapkan tersangka karena sebarkan cara merakit bom molotov dan titik penyimpanan lewat WhatsApp saat ricuh demo Jakarta, bersama lima orang lainnya
Viva, Banyumas - Polisi akhirnya membongkar peran penting seorang tersangka berinisial RAP, yang dikenal dengan julukan Profesor RAP, dalam aksi ricuh unjuk rasa di Jakarta pada akhir Agustus 2025. RAP disebut memiliki kepiawaian dalam merakit bom molotov dan menyebarkan instruksi terkait penggunaannya melalui media sosial.
Kepala Unit 2 Subdit Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kompol Gilang Prasetya, mengungkapkan bahwa RAP berperan aktif memberikan arahan teknis sekaligus titik lokasi penyimpanan bom molotov.
Informasi tersebut disebarkan melalui grup WhatsApp yang digunakan untuk mengoordinasikan aksi anarkis.
“Dalam bukti digital yang kami dapatkan, tersangka RAP mengunggah cara membuat bom molotov secara rinci. Bahkan ia turut memandu rekan-rekannya dengan menunjukkan lokasi-lokasi penyimpanan bom tersebut,” jelas Gilang Prasetya dalam press conference pada 2 September 2025 Julukan “Profesor” yang disematkan kepada RAP bukan tanpa alasan.
Dari hasil pemeriksaan, RAP terbukti memiliki pengetahuan teknis mengenai bahan peledak sederhana. Keahliannya inilah yang kemudian dimanfaatkan dalam aksi ricuh demo, sehingga perannya dianggap menonjol dibandingkan tersangka lainnya.
Selain RAP, polisi juga telah menetapkan lima tersangka lain yang diduga kuat terlibat dalam penghasutan aksi anarkis. Mereka adalah Delpedro Marhaen (DMR), Direktur Eksekutif Lokataru Foundation; Mujaffar Salim (MS), staf Lokataru; Syahdan Husein (SH), admin Instagram @gejayanmemanggil; KA; dan Figha (FL), seorang perempuan yang ikut dalam koordinasi lapangan. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, menegaskan bahwa seluruh tersangka saat ini tengah menjalani pemeriksaan intensif.
“Ada enam tersangka yang kami tetapkan, termasuk RAP. Mereka semua sedang dalam tahap pemeriksaan untuk mendalami peran masing-masing,” ujar Ade Ary.
Kasus ini mendapat perhatian publik lantaran penggunaan bom molotov menunjukkan adanya upaya terencana untuk menciptakan kerusuhan. Polisi memastikan akan menindak tegas siapa pun yang berusaha mengganggu stabilitas keamanan dan ketertiban umum.
Pengungkapan peran Profesor RAP juga menjadi catatan penting dalam penegakan hukum terhadap aksi unjuk rasa yang berujung ricuh. Dengan bukti digital yang kuat, aparat yakin dapat membuktikan bahwa tindakan tersangka bukan sekadar spontanitas, melainkan bagian dari skema penghasutan anarkis.
Kasus ini sekaligus mengingatkan masyarakat bahwa penyalahgunaan media sosial untuk menyebarkan instruksi berbahaya bisa berujung pada jeratan hukum berat.
Polisi pun mengimbau masyarakat untuk lebih bijak dalam bermedia digital dan tidak terlibat dalam aksi-aksi yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain