Malam Panik di Semarang: Ratusan Anak Hilang, Ternyata Diamankan Polisi Usai Demo Ricuh

Orang tua dan anak reunian di Polda Jateng
Sumber :
  • Humas Polda Jateng

Ratusan anak dan pelajar di Semarang diamankan polisi usai demo ricuh. Orang tua panik semalaman sebelum momen haru pertemuan di Polda Jateng

Kasus Demo Jepara: Polisi Amankan Mahasiswa Unnes dengan Barang Bukti Televisi

Viva, Banyumas - Ribuan warga Kota Semarang dikejutkan dengan kabar ricuhnya aksi unjuk rasa yang terjadi pada Sabtu malam (30/8/2025). Pihak kepolisian berhasil mengamankan sebanyak 327 orang yang terlibat dalam demonstrasi, di mana mayoritas peserta ternyata adalah anak-anak dan pelajar.

Kejadian ini menimbulkan kepanikan di kalangan orang tua, terutama bagi mereka yang anaknya tidak pulang hingga larut malam. Salah satu kasus yang paling menyentuh datang dari Sri Mulyani (47), warga Semarang, yang semalaman tak bisa tidur karena putranya belum pulang.

Usai Demo Ricuh, Gubernur Jateng Instruksikan 4 Langkah Pemulihan Cepat ke 35 Bupati dan Walikota di Jateng

"Biasanya setelah magrib anak saya sudah di rumah. Begitu semalam tidak pulang, saya langsung panik. Rasanya lemas dan bingung harus cari ke mana," ungkapnya dikutip dari laman tvonenews.

Kekhawatiran itu memaksa Sri Mulyani untuk mendatangi Mapolda Jateng demi memastikan keselamatan putranya. Setelah beberapa jam, Sri Mulyani akhirnya dipertemukan dengan anaknya di Gedung Borobudur Polda Jateng pada Minggu sore (31/8/2025).

Mengenal Kompol Cosmas, Perwira Brimob yang Kariernya Runtuh Buntut Kasus Rantis Lindas Pengemudi Ojol

Momen haru pun terjadi, ketika sang anak memeluk ibunya sambil meneteskan air mata dan meminta maaf. Rasa lega dan haru bercampur menjadi satu, terlihat jelas dari ekspresi Sri Mulyani yang tak mampu menahan tangis. Pihak kepolisian menjelaskan bahwa sebagian besar anak yang diamankan tidak berniat ikut aksi demo.

“Katanya tidak ada niat ikut demo, hanya ikut temannya beli tas. Kesalahannya cuma boncengan bertiga,” jelas seorang petugas.

Kendati demikian, pihak kepolisian menekankan pentingnya pengawasan orang tua terhadap aktivitas anak-anak, terutama saat ada potensi aksi massa. Momen haru lainnya terlihat saat para orang tua dipertemukan dengan anak-anak mereka.

Banyak remaja yang menangis, bahkan ada yang sujud di kaki ibunya sambil berjanji tidak akan mengulangi perbuatan serupa. Kejadian ini menjadi pengingat bagi masyarakat tentang pentingnya komunikasi keluarga dan pengawasan terhadap anak-anak, agar situasi serupa tidak terulang di masa depan.

Kejadian ini juga memunculkan peran penting kepolisian dalam menjaga keamanan masyarakat sekaligus memberikan pembinaan bagi generasi muda agar lebih sadar hukum.

Dengan pengalaman ini, diharapkan anak-anak dan orang tua lebih bijak dalam menentukan kegiatan dan menjaga keselamatan diri