Bukan Anti-sosial, Ini Alasan Ilmiah Mengapa Kita Lebih Selektif saat Menua

Ilustrasi Pada Masa Tua
Sumber :
  • Freepik

Kesehatan Mental, VIVA Banyumas – Kenapa ya, semakin tua kok rasanya semakin malas buat nongkrong, lebih suka di rumah, dan merasa energi cepat habis kalau berada di keramaian?

Weton Sabtu Wage! Pribadi Introvert yang Tegar, Tak Goyah oleh Cibiran

Jika kamu merasakan hal ini, tenang, kamu jangan menderita sendiri. Fenomena ini bukan sekadar perasaan, tapi sebuah pola psikologis yang bisa dijelaskan secara ilmiah.

Perubahan Prioritas Hidup Menurut Para Ahli

8 Desa di Kecamatan Batur Dapat Bantuan Atas Produksi Panas Bumi, Simak Alokasi dan Presentase Bonus

Menurut psikolog perkembangan Laura Carstensen, profesor di Stanford University, perubahan ini bisa dijelaskan dengan Teori Selektivitas Sosioemosional (Socioemotional Selectivity Theory).

Teori ini menjelaskan bahwa seiring bertambahnya usia, persepsi kita terhadap waktu berubah. Di usia muda, kita merasa waktu itu tak terbatas, sehingga kita fokus pada tujuan yang berorientasi masa depan, seperti mencari informasi baru dan membangun jejaring sosial yang luas.

Geger! Penangkapan Ular Kobra yang Masuk Pemukiman Warga Desa Masaran Banjarnegara

Namun, saat menua, kita sadar bahwa waktu yang tersisa terbatas. Fokus kita pun bergeser dari kuantitas menjadi kualitas.

Kita mulai memprioritaskan hubungan dan kegiatan yang memberikan kepuasan emosional dan makna mendalam.

Itulah sebabnya kita lebih memilih menghabiskan waktu dengan orang-orang terdekat yang kita sayangi, daripada menghadiri acara sosial yang besar dan melelahkan.

Carstensen menyebut, ini bukan tanda kita menjadi lebih introvert, melainkan menjadi lebih selektif. Ini bukan "membuang" energi sosial, tapi hanya memilah untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak penting.

Perubahan Biologis pada Otak

Selain itu, ilmu saraf juga menawarkan penjelasan. Susan Cain, penulis buku best-seller "Quiet: The Power of Introverts in a World That Can't Stop Talking," menjelaskan bahwa kecenderungan introvert-ekstrovert berkaitan dengan bagaimana otak merespons stimulus.

Orang introvert cenderung lebih sensitif terhadap rangsangan dopamin, hormon yang memicu "hadiah" dan kegembiraan. Interaksi sosial yang berlebihan dapat menyebabkan kelebihan rangsangan, membuat mereka merasa lelah.

Seiring bertambahnya usia, sistem saraf kita juga mengalami perubahan. Ada kemungkinan bahwa ambang batas toleransi kita terhadap rangsangan sosial semakin menurun.

Otak kita menjadi lebih efisien dalam mengelola energi, dan kita secara alami mulai menghindari situasi yang membutuhkan terlalu banyak energi. Alih-alih mencari sensasi baru, otak justru mencari ketenangan dan stabilitas.

Jadi, jika kamu merasa semakin menikmati waktu sendiri, itu bukan berarti kamu anti-sosial. Kamu hanya sedang berevolusi menjadi versi dirimu yang lebih bijaksana.

Kamu lebih tahu apa yang kamu butuhkan untuk bahagia, dan itu seringkali adalah ketenangan. Jadi, nikmati saja proses ini.

Alhasil, kalau kamu mulai sering menolak ajakan hangout dan lebih nyaman di rumah, jangan merasa bersalah.

Itu bukan tanda kamu kesepian, tapi tanda kamu sudah naik level: dari mencari validasi, menjadi mencari kedamaian.