Misteri Sabdo Palon: Ramalan 500 Tahun yang Mulai Terbukti dan Janji yang Ditagih di Zaman Edan
- pexel @zettfoto
Viva, Banyumas - Sabdo Palon adalah salah satu sosok legendaris dari era Majapahit yang kisahnya hingga kini masih menjadi misteri besar di Nusantara. Ramalan Sabdo Palon yang menyebut akan kembali setelah 500 tahun, terus menjadi bahan perbincangan masyarakat, terutama ketika tanda-tanda yang disebutkan mulai terasa di zaman sekarang.
Kisah ramalan Sabdo Palon yang kembali setelah 500 tahun ini bermula saat Prabu Brawijaya V di akhir abad ke-15 memutuskan berpindah keyakinan. Dua penasehat setianya, Sabdo Palon dan Noyo Genggong, memilih mundur dari istana.
Sebelum pergi, Sabdo Palon mengucapkan sumpah terkenal: ia akan kembali menagih janji setelah 5 abad berlalu atau 500 tahun, di saat para pemimpin kehilangan wibawa dan korupsi merajalela.
Makna Nama dan Filosofi Sabdo Palon
Dikutip dari Viva, Dalam kosmologi Jawa, Sabdo Palon sering dianggap sebagai manifestasi dari Semar, simbol kebijaksanaan tertinggi. Nama “Sabdo” berarti ucapan atau firman, sedangkan “Palon” bermakna pengunci atau penjaga.
Ia bukan sekadar tokoh fisik, melainkan simbol kesadaran kolektif dan penjaga harmoni alam semesta.
Apa Itu “Nagih Janji”?
Janji yang dimaksud bukanlah utang materi biasa, melainkan pemulihan tatanan kosmik yang selaras dengan keadilan dan keseimbangan alam.
Menurut filosofi Jawa, roda kehidupan atau “cokro manggilingan” akan berputar, dan ketika peradaban terlalu jauh menyimpang, akan datang masa pembenahan.
Tanda-Tanda di Zaman Edan
Ramalan Sabdo Palon menyebutkan tanda-tanda kembalinya di era yang disebut Zaman Edan:
- Gunung-gunung sering meletus.
- Banjir besar melanda tanpa bisa dicegah.
- Pusat ekonomi melemah drastis.
- Pemimpin kehilangan wibawa dan bertindak tidak bermoral.
Banyak orang melihat kondisi saat ini sangat mirip dengan gambaran tersebut. Mulai dari bencana alam, gejolak politik, hingga krisis moral pemimpin.
Perhitungan Waktu 500 Tahun
Jika keruntuhan Majapahit terjadi pada 1478, maka 500 tahun kemudian adalah 1978. Masa akhir abad ke-20 hingga kini sering dianggap sebagai fase “penagihan janji” Sabdo Palon.
Era reformasi Indonesia, krisis ekonomi, dan berbagai bencana alam disebut-sebut sebagai rangkaian tanda yang ia maksud.
Fakta atau Simbolisme?
Sejarawan menilai kisah ini kemungkinan besar adalah alegori yang lahir dari karya sastra abad ke-19, bukan catatan sejarah asli Majapahit. Meski demikian, nilai filosofisnya tetap relevan: Sabdo Palon adalah simbol panggilan moral untuk mengembalikan keadilan, bukan sekadar tokoh mitologis yang benar-benar akan muncul secara fisik.
Ramalan Sabdo Palon menjadi pengingat bahwa setiap generasi memiliki tanggung jawab menagih janji pada diri sendiri dan para pemimpinnya. Mungkin “kembalinya” bukan tentang sosoknya, melainkan kesadaran bangsa untuk memperbaiki zaman edan menjadi zaman yang penuh kebijaksanaan