Kenapa Burger King Masuk Daftar Boikot Pro Palestina? Ini Alasannya!

Isu Aksi boikot Burger King ramai di media sosial Indonesia
Sumber :
  • instagram @burgerking

Viva, Banyumas - Isu konflik Israel dan Palestina kembali memicu gelombang protes internasional. Salah satu bentuk solidaritas yang banyak digaungkan masyarakat adalah gerakan boikot terhadap produk dan perusahaan yang dianggap terafiliasi dengan Israel atau mendukung kebijakan zionis.

Sanken Indonesia Tutup Produksi, Ini Alasan Pabrik Pindah ke Jepang

Di antara daftar brand yang ramai diboikot, Burger King menjadi sorotan dan perdebatan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Boikot Burger King pertama kali mencuat secara luas setelah akun Instagram @bds.movement mengunggah daftar “target prioritas” boikot pada 23 Desember 2024.

Dalam unggahan itu, Burger King muncul bersama sejumlah perusahaan lain seperti McDonald’s, KFC, Pizza Hut, Coca-Cola, hingga Papa John’s. Gerakan BDS (Boycott, Divestment, Sanctions) menegaskan bahwa tujuan boikot ini adalah untuk menekan Israel secara ekonomi agar menghentikan pendudukan, apartheid, dan kekerasan terhadap warga Palestina.

Bikin Geger! Bahtsul Masail Ulama di Pasuruan Haramkan Sound Horeg Ini Alasannya

Burger King sendiri adalah jaringan restoran cepat saji asal Amerika Serikat yang berdiri sejak 1954 di Miami, Florida, oleh James W McLamore dan David Edgerton. Saat ini, Burger King memiliki lebih dari 14 ribu gerai di ratusan negara.

Di Indonesia, bisnis Burger King dijalankan oleh PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI). Salah satu alasan Burger King masuk daftar boikot adalah dugaan keterlibatan perusahaan dalam mendukung tentara Israel.

Sandiaga Uno Tak Izinkan Anak Daftar LPDP Alasannya Bikin Tersentuh: Ambil Jatah Orang Lain?

Pada 2023, akun media sosial resmi Burger King disebut sempat mengunggah foto distribusi makanan gratis untuk militer Israel.

Meskipun pihak Burger King Indonesia tidak pernah merilis pernyataan resmi mendukung kebijakan zionis, citra global perusahaan terlanjur dikaitkan dengan konflik Palestina.

Aksi boikot Burger King kemudian meluas di media sosial Indonesia. Banyak warganet menyerukan agar masyarakat tidak membeli produk dari perusahaan yang terhubung dengan entitas pendukung agresi militer Israel.

Selain Burger King, merek lain seperti McDonald’s juga menghadapi tekanan serupa. Menurut pengamat ekonomi, gerakan boikot semacam ini bisa berdampak signifikan pada citra perusahaan.

Selain penurunan pendapatan di negara mayoritas muslim, boikot juga memicu kesadaran konsumen untuk lebih selektif dalam memilih brand yang sejalan dengan nilai kemanusiaan.

Namun, sebagian pihak menilai boikot perlu didasarkan pada data valid dan transparan agar tidak menjadi alat propaganda yang menyesatkan publik. Apalagi, setiap jaringan restoran memiliki kebijakan operasional yang berbeda di tiap negara.

Meski kontroversial, boikot Burger King menunjukkan meningkatnya kepedulian masyarakat global terhadap penderitaan rakyat Palestina. Gerakan ini bukan hanya bentuk protes, tetapi juga solidaritas moral yang berharap konflik panjang segera berakhir.

Dengan meningkatnya kesadaran konsumen, Burger King dan perusahaan lain yang masuk daftar boikot diharapkan mempertimbangkan kembali kebijakan dan aktivitas yang berkaitan dengan konflik Israel–Palestina