Airlangga: RI Siap Belanja Rp251 T Migas AS Demi Tekan Tarif 32 Persen Trump, Apa Ini Syarat Utama?
- instagram @airlanggahartarto_official
Viva, Banyumas - Pemerintah Indonesia secara resmi mengumumkan rencana pembelian produk minyak dan gas bumi (migas) dari Amerika Serikat senilai 15,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 251 triliun (asumsi kurs Rp16.195 per dollar AS). Rencana impor migas jumbo ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers di Jakarta pada Kamis (3/7/2025).
Airlangga menjelaskan, pembelian migas dalam jumlah besar merupakan bagian dari strategi Indonesia dalam negosiasi perdagangan dengan Amerika Serikat terkait pengenaan tarif resiprokal sebesar 32 persen terhadap produk ekspor Indonesia.
Pemerintah berharap, dengan meningkatkan impor energi dari Negeri Paman Sam, hubungan dagang kedua negara dapat lebih seimbang dan meminimalkan potensi sanksi dagang yang merugikan sektor ekspor nasional.
“Rencana pembelian energi ini totalnya bisa mencapai 15,5 miliar dollar AS. Ini merupakan bagian dari offer Indonesia kepada Amerika terkait negosiasi tarif,” kata Airlangga dilansir dari laman Viva.
Sejak pertengahan April 2025, Indonesia dan AS telah intensif melakukan perundingan untuk membahas kebijakan tarif impor baru yang diberlakukan Washington.
AS selama ini mencatat defisit perdagangan dengan Indonesia, sehingga kebijakan tarif resiprokal menjadi salah satu langkah proteksionis yang diambil pemerintahan Amerika.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memaparkan, pemerintah Indonesia tengah memfinalisasi rencana impor minyak mentah dan liquefied petroleum gas (LPG) dalam jumlah signifikan dari AS. Pembelian ini diharapkan bisa menjadi salah satu cara memperbaiki neraca dagang RI-AS yang dinilai timpang.
“Minyak dan LPG ini yang kami exercise untuk dijadikan salah satu komoditas yang bisa kita beli di Amerika,” ujar Bahlil yang dikutip dari Viva pada 4 Juli 2025.
Namun, rencana pengeluaran anggaran negara hingga Rp251 triliun untuk impor migas menuai sorotan publik.
Sejumlah kalangan mempertanyakan urgensi transaksi jumbo tersebut di tengah upaya pemerintah menggenjot ketahanan energi domestik.
Banyak pihak mendesak pemerintah menjelaskan secara transparan dampak jangka panjang pembelian ini terhadap cadangan devisa, neraca pembayaran, hingga harga BBM dalam negeri.
Di sisi lain, pemerintah memastikan keputusan ini sudah melalui kajian strategis lintas kementerian dan mempertimbangkan kepentingan ekonomi nasional jangka panjang.
Dengan langkah ini, pemerintah optimistis dapat memperkuat posisi tawar Indonesia di meja negosiasi dagang serta menjaga stabilitas pasokan energi nasional.
Waktu akan membuktikan, apakah investasi migas jumbo ini menjadi langkah tepat untuk menyeimbangkan perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat atau justru beban baru bagi perekonomian nasional