Kenapa Liberty Media Berani Bayar Rp79 Triliun untuk MotoGP? Ini Bocoran Ambisinya!
- instagram @motogp
Viva, Banyumas - Liberty Media, sebagai perusahaan penyelenggara Formula 1, kembali jadi sorotan usai resmi ambil alih mayoritas saham MotoGP. Mereka mengakuisisi 84 persen kepemilikan dari Dorna Sports dengan nilai yang fantastis, yakni setara Rp79 triliun.
Keputusan besar ini memunculkan tanda tanya publik tentang bocoran ambisinya terhadap masa depan dunia balap motor. Langkah strategis Liberty Media, yang telah sukses membawa Formula F1 meraih puncak popularitas global, memunculkan harapan bahwa mereka bisa mengulang keberhasilan yang sama di MotoGP.
Dengan dana investasi sebesar Rp79 triliun, tentu ada ambisi besar di balik pengambilalihan saham MotoGP ini yang kini jadi pembahasan hangat di kalangan penggemar dan pelaku industri olahraga otomotif. Dibalik aksi ambil alih saham MotoGP ini, Liberty Media diyakini ingin menjadikan ajang balap motor tersebut setara bahkan lebih besar dari Formula 1.
Bocoran ambisinya pun mulai terungkap: dari perluasan pasar global, pendalaman interaksi dengan fans, hingga strategi komersial berbasis media digital yang pernah mereka terapkan di F1 dan sukses besar.
Persetujuan Komisi Eropa yang diberikan tanpa syarat pada Selasa (24/6/2025) menjadi titik akhir dari proses panjang akuisisi ini. Menurut CEO Liberty Media, Derek Chang, MotoGP merupakan aset olahraga yang sangat potensial untuk dikembangkan lebih jauh, terutama dari sisi komersial.
“MotoGP punya balapan luar biasa, basis penggemar yang kuat, dan potensi pertumbuhan yang besar,” ungkapnya dilansir dari Viva. Bocoran ambisi Liberty Media mulai terlihat.
Mereka ingin meniru sukses Formula 1 sejak mereka ambil alih ajang tersebut pada 2017. Dalam waktu singkat, F1 mengalami lonjakan penonton, ekspansi global, serta peningkatan pendapatan komersial berkat pendekatan digital, media sosial, dan tayangan dokumenter seperti Drive to Survive.
Strategi serupa diyakini akan diterapkan juga ke MotoGP. Meski akuisisi besar ini telah terjadi, Liberty Media tetap mempertahankan Carmelo Ezpeleta sebagai CEO Dorna Sports.
Artinya, secara operasional MotoGP tetap dijalankan oleh tim yang berpengalaman. Namun, orang-orang penting dari F1 seperti Chase Carey dan Sean Bratches akan duduk di dewan direksi MotoGP, menandakan integrasi strategi besar di belakang layar.
Pihak Liberty menyatakan bahwa fokus mereka kini adalah memperluas jangkauan global MotoGP, memperdalam hubungan dengan penggemar setia, dan membuka akses lebih luas ke pasar internasional.
Dengan dana dan jaringan global yang mereka miliki, MotoGP diharapkan bisa tumbuh lebih pesat seperti F1. Kesepakatan ini menandai babak baru evolusi MotoGP, menjadikannya lebih dari sekadar balapan—tapi juga sebagai produk hiburan global.
Apakah strategi ini berhasil? Waktu yang akan menjawab, tapi satu hal pasti: ambisi Liberty Media jauh lebih besar dari sekadar memiliki ajang balap