Mengenal Tradisi Malam Satu Suro: Momen Spiritual di Tanah Jawa

Tradisi Malam Satu Suro
Sumber :
  • Dok. Museum Sonobudoyo Yogyakarta

VIVA, Banyumas – Di tengah dunia yang makin bising dan penuh distraksi, Malam Satu Suro menjadi pengingat bahwa tidak semua perubahan harus dirayakan dengan pesta dan keriuhan.

Rahasia Spiritualitas Malam Satu Suro: Tradisi Jawa Kuno yang Masih Bertahan di Tengah Dunia Serba Digital

Bagi masyarakat Jawa, malam ini adalah waktu sakral untuk berhenti sejenak, menyepi dari hiruk-pikuk dunia, dan kembali menyatu dengan makna spiritual terdalam.

Dalam kesunyian Malam Satu Suro, ada kekuatan yang tak kasat mata, energi batiniah yang membimbing jiwa untuk merenung, memulai kembali, dan menyelaraskan diri dengan semesta.

Lahir di Weton Pahing Saat Bulan Suro? Mungkin Kamu Anak Terpilih untuk Menebus Dosa Leluhur dan Karma Keluarga!

Awal Tahun yang Sunyi dan Bermakna

Malam Satu Suro menandai hari pertama di bulan Suro dalam kalender Jawa, yang bertepatan dengan satu Muharram dalam kalender Hijriyah.

Namun lebih dari sekadar pergantian angka, malam ini dianggap sebagai momen yang penuh daya spiritual.

Bukan Masuk Angin Biasa! Ini Pertanda Kamu Pemilik Tulang Wangi, Penghubung Dunia Halus Saat Bulan Suro

Dilansir dari Museum Sonobudoyo Yogyakarta, tradisi ini berakar dari masa Sultan Agung Hanyakrakusuma, raja Mataram Islam yang menyatukan sistem kalender Islam dan budaya Jawa dalam satu sistem penanggalan.

Laku Prihatin dalam Keheningan

Berbeda dengan tahun baru masehi yang identik dengan kembang api, masyarakat Jawa menyambut Satu Suro dalam diam dan doa.

Halaman Selanjutnya
img_title