Terungkap! Dugaan Sulap Kuota Internet Rugikan Rakyat Rp63 Triliun per Tahun

Ilustrasi Kuota internet hilang, rakyat dirugikan besar
Sumber :
  • Pexel @pixabay

Viva, Banyumas - Terungkap dugaan sulap kuota internet yang sedang menjadi perhatian publik di Indonesia. Indonesian Audit Watch (IAW) mengungkap adanya kejanggalan dalam sistem kuota internet yang menyebabkan kuota yang sudah dibeli oleh rakyat tiba-tiba hangus tanpa sisa.

Prabowo Klaim Kemiskinan Turun, Tapi KADIN Bilang Rakyat Tak Punya Uang!

Kondisi ini menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat. Dugaan sulap kuota internet ini diduga telah merugikan rakyat hingga mencapai Rp63 triliun per tahun. Angka yang sangat fantastis ini menjadi sorotan karena praktik tersebut bukan hanya merugikan individu pengguna, tetapi juga menimbulkan potensi kerugian negara yang tidak sedikit.

IAW pun mendesak agar kasus ini segera diselidiki secara mendalam. Terungkapnya dugaan sulap kuota internet ini menunjukkan betapa besar dampaknya terhadap rakyat Indonesia. Dengan kerugian mencapai Rp63 triliun, praktik ini harus menjadi perhatian serius agar kuota internet yang dibeli masyarakat tidak hilang sia-sia dan pemerintah dapat mengambil langkah tegas untuk melindungi hak konsumen.

5 Kasus Korupsi Terbesar Sepanjang Sejarah Indonesia, Kerugian Capai 1000 Triliun!

Menurut IAW, praktik ini bukan sekadar masalah teknis biasa, melainkan sebuah skema yang bisa disebut “jurus menguapkan kekayaan rakyat dengan legalitas penuh.”

IAW bahkan sudah menyurati sejumlah lembaga tinggi negara, seperti Presiden Prabowo Subianto, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Kejaksaan Agung, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), agar melakukan investigasi menyeluruh terhadap dugaan penyimpangan tersebut.

BUMD Rugi Rp5,5 Triliun, Tito Karnavian Soroti Masuknya Timses Tak Profesional Jalur Ordal Jadi Beban

Kerugian yang diungkapkan IAW ini sangat fantastis. Jika dihitung sejak kuota internet mulai populer di Indonesia sekitar tahun 2009, maka total kerugian yang dialami masyarakat diperkirakan mencapai lebih dari Rp600 triliun.

Angka ini menunjukkan betapa besar potensi penyimpangan yang terjadi di lingkungan anak perusahaan Telkom Indonesia.

Halaman Selanjutnya
img_title