Banyumas Raih Dana Hibah Rp2,4 Miliar dari PBB, Pertama di Indonesia Gotong Royong Ala Desa Banyumas Bikin Dunia Kagum
- instagram @sadewo.id
KSM bertugas mengelola sampah dari hulu hingga hilir dengan pendekatan lokal. Hasilnya, biaya pengelolaan sampah dapat ditekan drastis.
“Kalau dulu APBD kita harus keluar Rp30–40 miliar per tahun, kini hanya Rp5–10 miliar. Lebih efisien dan berdampak nyata,” jelas Sadewo.
Hingga saat ini, sekitar 77 persen sampah di Banyumas sudah terkelola. Pemkab optimistis bisa mencapai target nasional zero waste pada 2029 lebih cepat dari jadwal.
Meski begitu, Sadewo menyebut masih ada pekerjaan rumah, termasuk kebutuhan tambahan 12 Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dengan biaya sekitar Rp6 miliar per unit.
Selain itu, Pemkab Banyumas juga mengembangkan inovasi pengolahan sampah menjadi produk bernilai ekonomi, seperti bijih plastik kualitas dua yang bisa digunakan untuk membuat pot bunga.
“Intinya, sampah tidak boleh berhenti. Harus terus bergerak dan memberi manfaat,” tegasnya. Pencapaian ini menjadikan Banyumas sorotan dunia.
Dengan konsep sederhana berbasis kearifan lokal, daerah ini membuktikan bahwa jurus gotong royong ala desa mampu menjadi solusi global dalam mengatasi persoalan sampah.