Janji Gaji Rp20 Juta, Reni Malah Terjebak Sindikat Pengantin Pesanan di China Kini Disekap dan Diminta Tebusan 200 Juta

Kasus Reni korban sindikat pengantin pesanan
Sumber :
  • pexel @ Dmitry Zvolskiy

Reni, WNI asal Sukabumi, terjebak sindikat pengantin pesanan di China. Berawal dari tawaran kerja Rp20 juta, kini ia butuh pendampingan hukum dan perlindungan negara

Isu RI Akan Beli 42 Jet Tempur J10 Made In China Bikin Heboh, Kemenhan Angkat Bicara

Viva, Banyumas - Kasus dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) kembali menyita perhatian publik. Kali ini menimpa Reni Rahmawati (23), warga Sukabumi, Jawa Barat, yang diberitakan terjebak sindikat pengantin pesanan di China. Awal cerita bermula dari tawaran pekerjaan bergaji tinggi, sekitar Rp15 hingga Rp20 juta per bulan, yang diterima Reni melalui media sosial.

Dengan iming-iming menggiurkan, ia diminta mengurus paspor di Bogor, sebelum akhirnya dibawa ke Jakarta dan diterbangkan ke China. Alih-alih bekerja sesuai janji, Reni justru menghadapi kenyataan pahit.

Toyota Corolla Facelift Terbaru 2025 Hadir di China, Desain Depan Mirip Prius Bikin Mobil Ini Tampak Lebih Futuristis

Dikutip dari Viva, Setibanya di China, Reni dinikahkan dengan seorang pria bernama Tu Chao Cai, warga setempat. Pernikahan tersebut bahkan tercatat resmi pada 20 Mei 2025. Ia juga memperoleh izin tinggal sejak 11 September 2025 dengan status sebagai istri.

Namun, Reni kemudian melaporkan bahwa ia dipaksa melakukan hubungan intim dan mengalami kekerasan emosional. Kondisi ini terungkap setelah Reni mengirim pesan ke ibunya, Emalia, yang berada di Sukabumi.

Dulu Dipecundangi Indonesia, Kini China Incar Jose Mourinho Jadi Pelatih Baru

Dalam pesan itu, ia mengaku disekap dan keluarganya diminta menyiapkan tebusan sebesar Rp200 juta agar bisa pulang ke Indonesia. Mendapat laporan tersebut, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Guangzhou bergerak cepat.

Konsul Jenderal RI, Ben Perkasa Drajat, memastikan pihaknya memberikan bantuan hukum dengan mencarikan kuasa hukum bagi Reni. KJRI juga menjalin koordinasi dengan kepolisian Fujian untuk melacak dan memastikan keselamatan korban.

Halaman Selanjutnya
img_title