Menkeu Purbaya Yudhi Umumkan APBN RI Defisit 321 Triliun Per Agustus 2025 Meski The Fed Turunkan Suku Bunga
- Menkeu RI
The Fed turunkan suku bunga ke 4,25%, tapi APBN 2025 Indonesia tetap defisit Rp321,6 triliun. Pemerintah optimis ekonomi nasional tetap resilien dengan langkah fiskal terukur
Viva, Banyumas - Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), pada 17 September 2025 menurunkan tingkat suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,25%. Langkah ini diambil setelah ketidakpastian global mulai mereda.
Penurunan suku bunga diharapkan mampu memperbaiki iklim investasi global dan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih cepat, termasuk di Indonesia. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyambut baik langkah tersebut.
Ia berharap The Fed bisa lebih agresif memangkas suku bunga, sehingga likuiditas global meningkat dan pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, dapat merasakan dampak positif secara nyata. Namun, di tengah perkembangan global tersebut, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 masih menghadapi tantangan berat.
Kementerian Keuangan melaporkan, hingga 31 Agustus 2025, APBN mencatat defisit sebesar Rp321,6 triliun. Angka itu setara dengan 1,35% terhadap produk domestik bruto (PDB). Dikutip dari laman Instagram Kemenkeu RI, Defisit tersebut terjadi karena pendapatan negara baru mencapai Rp1.638,7 triliun atau 57,2% dari outlook tahun ini.
Sementara itu, realisasi belanja negara sudah mencapai Rp1.960,3 triliun atau 55,6% dari proyeksi. Keseimbangan primer masih mencatatkan surplus sebesar Rp22 triliun, namun belum cukup untuk menahan pelebaran defisit secara keseluruhan. Purbaya menegaskan bahwa tren pelemahan terlihat hampir di seluruh pos penerimaan negara.
Meski demikian, beberapa komponen masih menunjukkan pertumbuhan positif, sehingga memberi harapan terhadap pemulihan penerimaan di kuartal akhir tahun. Di sisi lain, perekonomian Indonesia tetap menunjukkan ketahanan yang cukup baik.