Isu RI Akan Beli 42 Jet Tempur J10 Made In China Bikin Heboh, Kemenhan Angkat Bicara
- Pexel @pixabay
Isu RI Akan Beli 42 Jet J10 Made In China Bikin Heboh, Kemenhan Angkat Bicara Kemenhan tegaskan isu pembelian 42 jet J10 Chengdu masih sebatas kajian TNI AU. Belum ada keputusan resmi maupun pembahasan anggaran untuk modernisasi alutsista udara RI
Viva, Banyumas - Kabar rencana pembelian jet tempur siluman J-10 Chengdu asal Tiongkok oleh pemerintah Indonesia belakangan ramai jadi sorotan publik. Isu ini mencuat setelah sebuah akun media sosial mengunggah informasi bahwa Presiden Prabowo Subianto berencana membeli 42 unit pesawat tempur tersebut.
Namun, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada keputusan resmi terkait akuisisi jet J-10.
Kepala Biro Humas Setjen Kemenhan RI, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang, menuturkan bahwa program ini masih berada dalam tahap kajian oleh TNI Angkatan Udara (AU).
“Untuk pesawat J-10 memang sedang dalam pengkajian TNI AU. Kita ingin platform alutsista yang terbaik,” jelas Frega di Kantor Kemenhan, Jakarta Pusat, Kamis (18/9) dilansir dari Viva.
Lebih lanjut, Frega menegaskan bahwa Kemenhan bahkan belum masuk ke pembahasan anggaran. Artinya, nilai investasi maupun jumlah unit yang akan dibeli belum pernah diputuskan pemerintah. Ia menekankan bahwa prioritas utama saat ini adalah memastikan kelayakan J-10 Chengdu dalam memperkuat pertahanan udara nasional.
“Belum ada pembahasan anggaran. Kita masih fokus pada kelayakan dan kebutuhan operasional TNI AU,” tambahnya.
Isu ini pertama kali ramai setelah akun Instagram @isds.indonesia pada 2 September 2025 mengunggah informasi tentang rencana pembelian 42 jet J-10 oleh Indonesia. Unggahan tersebut merujuk pada media Prancis Intelligenceonline yang melaporkan bahwa kontrak pembelian sempat tertunda karena kendala pendanaan.
Namun, disebutkan kontrak akan dilanjutkan melalui skema pembayaran dari pihak Tiongkok. Meski kabar tersebut meluas di media sosial, Kemenhan menegaskan semua informasi itu masih bersifat spekulatif.
Keputusan final baru akan diambil setelah kajian teknis TNI AU selesai dan anggaran disetujui pemerintah. Publik menaruh perhatian besar terhadap isu ini karena penguatan alutsista udara memang menjadi salah satu fokus strategis pertahanan di era Presiden Prabowo Subianto.
Dengan kondisi geopolitik regional yang dinamis, modernisasi jet tempur dianggap penting untuk menjaga kedaulatan wilayah udara Indonesia.
Namun, Kemenhan menegaskan bahwa pemilihan platform alutsista harus melalui kajian matang agar sesuai dengan kebutuhan pertahanan nasional, baik dari sisi teknologi, kesiapan operasional, maupun efisiensi biaya