Heboh! Dosen UIN Malang Dilaporkan Warga, Diduga Lakukan Pelecehan hingga Rusak Usaha Rental
- Tiktok @creator.pemula90
Seorang warga Malang melaporkan dosen UIN atas dugaan pelecehan, perusakan usaha rental, hingga fitnah. Kasus kini ditangani polisi dan jadi sorotan publik
Viva, Banyumas - Kota Malang tengah diguncang isu panas setelah seorang warga resmi melaporkan seorang oknum dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Malang ke pihak kepolisian. Laporan tersebut bukan perkara ringan, sebab menyangkut dugaan serius mulai dari pelecehan seksual, pencemaran nama baik, hingga perusakan usaha rental mobil milik pelapor.
Dikutip dari akun Instagram @nyinyir_update_official, Menurut keterangan warga yang melapor, permasalahan ini berawal dari serangkaian tindakan yang dinilai sangat merugikan. Ia mengungkapkan bahwa selain mendapat perlakuan tidak pantas secara personal, usahanya juga menjadi sasaran kerusakan.
Beberapa unit mobil rental mengalami perusakan, bahkan akses jalan menuju garasi sempat diblokir. Tidak hanya itu, pelapor juga mengaku menjadi korban fitnah dan tuduhan yang dinilai mencemarkan nama baik.
Kondisi semakin memanas ketika terlapor, yang disebut-sebut merupakan seorang kyai sekaligus dosen di UIN Malang, diduga berupaya menghadirkan massa ke sekitar lokasi usaha pelapor. Hal ini menimbulkan keresahan bagi warga sekitar.
Awalnya, pelapor memilih untuk diam. Ia masih menghormati terlapor sebagai sosok kyai dan tenaga pendidik. Namun, tindakan provokatif yang terus dilakukan melalui perkataan, tulisan, maupun aksi nyata membuatnya akhirnya memutuskan untuk angkat bicara dan menempuh jalur hukum.
Kasus ini kemudian mendapat perhatian lebih luas setelah mencuat ke publik. Warga sekitar turut menyayangkan jika benar tindakan tersebut dilakukan oleh seorang tokoh agama sekaligus akademisi.
Apalagi, dugaan perbuatan yang dilaporkan bukan hanya menyangkut urusan pribadi, melainkan juga mengganggu ketenteraman lingkungan. Situasi semakin ramai ketika beredar video di media sosial yang memperlihatkan terlapor berpura-pura mengalami stroke saat berhadapan dengan aparat kepolisian.
Aksi tersebut menuai berbagai komentar, sebagian menilai hal itu sebagai upaya menghindari proses hukum, sementara lainnya mempertanyakan kebenaran kondisi kesehatan terlapor. Hingga kini, kasus ini masih dalam penanganan aparat kepolisian.
Proses hukum akan menjadi jalan untuk membuktikan kebenaran tuduhan maupun pembelaan dari pihak terlapor. Publik pun menantikan perkembangan selanjutnya, mengingat kasus ini menyeret nama besar seorang dosen sekaligus tokoh agama.
Kejadian di Malang ini menjadi pengingat pentingnya supremasi hukum. Siapapun, tanpa memandang status sosial maupun profesi, harus tunduk pada aturan yang berlaku. Kebenaran dan keadilan diharapkan dapat ditegakkan agar masyarakat mendapat kepastian dan rasa aman