Istri Sopir Bank Jateng Ungkap Rasa Malu Usai Suami Gondol Rp10 Miliar, Anaknya Dibully
- instagram @polsek_genuk_restabessmg
Istri sopir Bank Jateng yang kabur bawa Rp10 miliar akhirnya bicara. Ia merasa malu dan kecewa, tapi memilih tegar demi masa depan anak-anaknya yang jadi korban stigma
Viva, Banyumas - Kasus hilangnya uang Rp10 miliar milik Bank Jateng di Wonogiri terus menjadi perbincangan publik. Pelaku utama, seorang sopir bernama AT alias Anggun, kini berstatus buron. Namun di balik kisah pelarian itu, ada keluarga yang turut menanggung beban, yakni sang istri, sebut saja X.
Perempuan berkulit sawo matang itu akhirnya berani keluar rumah dan bertemu tetangga setelah sempat menutup diri. Dengan sorot mata yang menyiratkan kecewa sekaligus amarah, ia berusaha bersikap biasa saja.
Meski begitu, kabar suaminya melarikan uang dalam jumlah besar telah membuat hidupnya berubah drastis. X mengaku sempat syok ketika pertama kali mendengar berita suaminya menjadi buron.
Ia tidak pernah menduga Anggun akan melakukan tindakan nekat seperti itu. Dikutip dari akun Instagram @kabarsolo, X mengatakn Pagi sebelum kejadian, suaminya masih cuci mobil seperti biasa, tidak ada tanda-tanda aneh.
Kantor tempat Anggun bekerja pun awalnya hanya menanyakan nomor ponsel lain, sebelum akhirnya mengabarkan kebenaran bahwa Anggun membawa kabur uang perusahaan. Rasa malu menjadi beban terberat bagi X.
Ia bahkan harus menemui tetangga satu per satu untuk meminta maaf. Namun yang paling menyayat hati adalah kenyataan bahwa anak-anaknya ikut menjadi korban. Tiga anaknya di sekolah sempat mendapat ejekan karena ulah sang ayah.
Istri Anggun mengatakan Jujur ia merasa malu. Tapi akhirnya ia berpikir, karena saya tidak ikut melakukan kesalahan itu, mengapa harus malu. Dirinya juga harus hidup, anak-anaknya juga harus hidup.
Hingga kini, X menegaskan bahwa selama pelarian, suaminya tidak pernah menghubungi dirinya maupun anak-anak. Hal itu membuat dirinya semakin sulit percaya pada kenyataan yang dihadapi. Ia memilih tetap tegar dan berusaha melanjutkan hidup meski harus menghadapi stigma masyarakat.
Kasus ini memperlihatkan bahwa tindak kriminal bukan hanya menyangkut pelaku, tetapi juga berdampak besar bagi keluarga yang ditinggalkan. Tekanan sosial, rasa malu, hingga masa depan anak-anak menjadi beban tambahan yang harus mereka pikul.
X sendiri kini hanya berharap bisa segera melewati badai ini. Ia bertekad untuk tetap kuat demi ketiga anaknya, sembari menanti kejelasan nasib sang suami yang hingga kini masih dalam pelarian