Terungkap! Pria 57 Tahun di Solo Diduga Lakukan Pelecehan ke Anak Tetangga Selama 20 Tahun

Ilustrasi Warga Solo geger kasus pelecehan puluhan tahun
Sumber :
  • pexel @kindelmedia

Viva, Banyumas - Kasus dugaan pelecehan di Kota Solo mencuat dan mengejutkan banyak pihak. Seorang pria berinisial AI (57), warga Kecamatan Banjarsari, diduga melakukan perbuatan tidak pantas terhadap sejumlah anak tetangganya selama bertahun-tahun.

Mahasiswi UIN Saizu Purwokerto Diduga Jadi Korban Pelecehan Dosen, Kasus Dilaporkan ke Polisi

Terungkapnya kasus ini bermula dari keberanian seorang korban yang kini sudah berusia dewasa, untuk speak up melalui media sosial. Korban yang berinisial M (24) menceritakan pengalaman kelamnya sejak kecil.

Ia mengaku sudah menjadi korban sejak sekitar 20 tahun lalu. Menurut pengakuannya, AI kerap melakukan tindakan tidak senonoh sejak dirinya masih anak-anak hingga beranjak remaja. Lebih mengejutkan lagi, M kemudian mengetahui bahwa keponakannya yang masih berusia 9 tahun juga menjadi korban.

Tersangka Pelecehan Anak, Pendeta Adi Suprobo Dihukum 7 Tahun dan Denda Miliaran oleh PN Semarang

Kondisi anak tersebut bahkan mengalami luka serius pada bagian vital, yang menambah panjang daftar dugaan korban AI di lingkungannya. Selain M dan keponakannya, sejumlah anak-anak lain di sekitar rumah juga diduga mengalami pelecehan dengan modus serupa.

Berdasarkan keterangan warga, pelaku kerap mengiming-imingi korban dengan jajanan atau mainan, lalu melakukan perbuatannya. Ancaman juga digunakan agar korban bungkam, membuat kasus ini baru terungkap setelah sekian lama.

Viral! Lamaran Pria Sidoarjo Batal Gara Gara Tamu Kebanyakan

Pihak keluarga M akhirnya melaporkan kasus ini ke kepolisian pada 6 Juni 2025. Namun, proses hukum tidak berjalan cepat. Polisi baru berhasil menangkap AI pada Kamis, 14 Agustus 2025, atau sekitar tiga bulan setelah laporan dibuat.

Dikutip dari informasi yang diunggah akun Instagram @beritasolo.id, Salah satu ibu korban mengungkapkan Pelaku ini sehari-hari jarang bergaul dengan warga. Kalau ada acara kampung, kerja bakti, atau ada orang meninggal, dia tidak pernah hadir. Hanya terlihat saat salat Jumat. Kasus ini menimbulkan keprihatinan mendalam.

Banyak pihak menilai keberanian M untuk speak up menjadi titik penting dalam mengungkap kejahatan yang sudah berlangsung puluhan tahun. Warga sekitar pun berharap agar aparat penegak hukum segera memproses kasus ini dengan transparan dan memberikan keadilan bagi semua korban.

Hingga kini, pihak kepolisian masih mendalami jumlah korban yang sebenarnya, karena dikhawatirkan ada lebih banyak anak yang pernah mengalami perlakuan serupa dari AI.

Kasus ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap lingkungan sekitar, terutama dalam melindungi anak-anak dari potensi predator seksual