Kesaksian Kakak Ungkap Derita Prada Lucky: Ginjal dan Paru Paru Hancur Akibat Dianiaya 20 Senior TNI
- Tiktok @sahilin_harizona
Viva, Banyumas - Kasus kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo kembali menggemparkan publik setelah kesaksian kakaknya, Lusi Namo, terungkap. Ia membeberkan bahwa sebelum meninggal, Prada Lucky mengalami penderitaan luar biasa akibat penganiayaan brutal yang dilakukan oleh 20 seniornya di lingkungan TNI.
Menurut Lusi, informasi tersebut ia dapat langsung dari dokter yang merawat korban di RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dokter menyebut bahwa ginjal dan paru-paru Prada Lucky mengalami kerusakan parah hingga hancur, sehingga membutuhkan tiga kantong darah untuk bertahan.
Sayangnya, nyawa Prada Lucky tak terselamatkan dan ia meninggal pada Rabu (6/8/2025) pukul 11.23 WITA. Penganiayaan diduga terjadi saat pergantian piket dari Senin hingga Jumat. Prada Lucky bersama rekan-rekannya tidur di lantai tanpa alas. Lusi bahkan mengaku melihat bekas sepatu di perut adiknya.
“Saya duga dia diinjak,” ujarnya dikutip dari tvonenews. Ia juga mengungkap bahwa korban sempat bercerita pernah dipukul senior meski sedang sakit, karena dianggap berpura-pura agar tidak bekerja di dapur.
Informasi masuknya Prada Lucky ke rumah sakit didapat keluarga dari pihak rumah sakit atas permintaan korban untuk menghubungi orang tuanya di Kupang, NTT. Lusi menegaskan, selama hidup bersama keluarga, adiknya tidak pernah mengalami penyakit serius, sehingga kabar kerusakan organ tubuhnya sangat mengejutkan.
Berdasarkan laporan intelijen sementara yang dikutip dari Pos-Kupang (8/8/2025), Prada Lucky dianiaya oleh 20 personel TNI dari Yonif 834/WM. Sebanyak 16 pelaku memukul menggunakan selang, sedangkan empat lainnya memukul dengan tangan kosong.
Hasil pemeriksaan internal menguatkan dugaan kekerasan sistematis yang menyebabkan kondisi korban memburuk hingga harus dirawat intensif di ICU sejak Senin (4/8/2025) pukul 23.30 WITA. Kasus ini menambah daftar panjang dugaan kekerasan dalam institusi militer yang menimbulkan korban jiwa.