Warga Cilacap Dinilai Konsumtif, Data BPS Bongkar Pola Belanja
- pexel @taraclark
Viva, Banyumas - Citra masyarakat Cilacap yang konsumtif ternyata tidak sepenuhnya benar. Data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Cilacap justru membongkar fakta menarik soal pola pengeluaran warga di kabupaten terluas di Jawa Tengah ini. Pada tahun 2023, Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita atas dasar harga berlaku (ADHB) Cilacap tercatat sebesar Rp 65,95 juta per tahun, meningkat dari Rp 60,82 juta pada 2022.
Jika dihitung secara bulanan, pendapatan rata-rata per orang di Cilacap mencapai sekitar Rp 5,5 juta per bulan. Angka ini menempatkan Cilacap di posisi ke-7 tertinggi di Provinsi Jawa Tengah.
Namun, angka pendapatan tinggi ini tidak sejalan dengan besaran pengeluaran konsumtif masyarakatnya. Menurut BPS, pengeluaran riil per kapita tahun 2024 hanya sebesar Rp 11,868 juta per tahun, atau sekitar Rp 990 ribu per bulan.
Artinya, warga Cilacap hanya membelanjakan kurang dari Rp 1 juta tiap bulan—jauh di bawah pendapatan rata-rata bulanan mereka.
Lalu, dari mana kesan “konsumtif” masyarakat Cilacap berasal?
Faktanya, kesan ini lebih banyak muncul dari perilaku konsumsi di sektor perkotaan, seperti belanja di pusat ritel modern, kuliner, hingga gaya hidup digital. Padahal, secara keseluruhan, mayoritas masyarakat masih hidup hemat dan cermat dalam mengelola pengeluaran.
Garis kemiskinan Cilacap per Maret 2024 ditetapkan sebesar Rp 441.093 per kapita per bulan, artinya keluarga dengan empat anggota baru dianggap miskin bila pengeluarannya kurang dari Rp 1,64 juta per bulan.