Nomor Cantikmu Dijual Setelah Nonaktif? DPR Bongkar Praktik Telkomsel

DPR ungkap dugaan penjualan ulang nomor cantik Telkomsel
Sumber :
  • instagram @telkomsel

Viva, Banyumas - Praktik kontroversial kembali mencuat dari dunia telekomunikasi nasional. Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Mufti Anam, secara terang-terangan menyoroti dugaan penjualan ulang nomor cantik kartu Halo milik Telkomsel tanpa konfirmasi kepada pengguna sebelumnya. Temuan ini ia ungkapkan dalam rapat kerja bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), yang kini menjadi sorotan publik.

30 Wamen Rangkap Komisaris BUMN, DPR: Rakyat Susah Kerja, Elite Pegang Banyak Kursi!

Mufti Anam menyebut bahwa banyak pengguna kartu Halo kaget saat mengetahui nomor cantik mereka dijual kembali dengan harga mencapai ratusan juta rupiah. Yang menjadi perhatian utama, nomor tersebut dijual hanya beberapa bulan setelah kartu tidak aktif dan tanpa pemberitahuan lebih dulu kepada pemilik sebelumnya.

“Ketika dinonaktifkan oleh Telkomsel, beberapa bulan kemudian nomor itu dijual ke pihak lain. Apalagi jika nomornya tergolong cantik, bisa dihargai ratusan juta,” ujar Mufti yang dilansir dari laman Youtube DPR RI.

Mendagri Tito Karnavian Usul Dana Parpol Naik 3 Kali Lipat, DPR Diminta Setuju

Tak hanya mempertanyakan prosedur dan transparansi, Mufti juga mempertanyakan ke mana aliran dana dari penjualan tersebut.

Apakah masuk ke kantong perusahaan atau ada oknum yang bermain di balik layar? DPR pun mendesak adanya audit menyeluruh terhadap pendapatan dari penjualan nomor cantik tersebut.

Sri Mulyani Bongkar Beban Rp976 Triliun Pensiunan Pegawai Daerah: Siapa yang Harus Tanggung?

Dalam rapat itu, Mufti membandingkan sistem perlindungan konsumen di Indonesia dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Di sana, menurutnya, operator telekomunikasi tidak langsung menonaktifkan dan menjual nomor pengguna. Bahkan, ketika pengguna tidak mampu membayar tagihan, mereka tetap dihubungi terlebih dahulu.

“Di Malaysia dan Singapura, ketika pengguna tak bisa bayar, mereka ditelepon atau dikonfirmasi dulu. Tapi di sini, tiba-tiba nonaktif lalu dijual lagi,” kritiknya.

Halaman Selanjutnya
img_title