Tragedi Pernikahan Anak Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Tewaskan 3 Orang: Polisi Telusuri Penyebab Insiden
- instagram @dedimulyadi71
Viva, Banyumas - Pesta rakyat yang seharusnya menjadi momen bahagia dalam rangkaian pernikahan anak Gubernur Jawa Barat berakhir tragis. Tiga orang dilaporkan tewas dalam insiden yang terjadi di Pendopo Kabupaten Garut, Jumat (18/7/2025). Korban terdiri dari dua warga sipil dan satu anggota Polri. Ketiga korban telah dimakamkan di tempat pemakaman umum di wilayah masing-masing di Garut.
Dua korban sipil adalah Vania Aprilia (8) warga Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garut Kota dan Dewi Jubaedah (61) warga Kecamatan Sukawening. Sedangkan anggota Polri yang gugur adalah Bripka Cecep Saepul Bahri dari Polres Garut. Bripka Cecep dimakamkan di Kampung Sukadana Gandok, Kelurahan Kota Kulon, Garut Kota, dengan upacara penghormatan resmi.
Tembakan salvo dilepaskan sebagai bentuk penghormatan terakhir dari institusi Polri atas dedikasi dan pengabdiannya. Kepala Polsek Karangpawitan, Kompol M. Duhri, yang memimpin upacara menyampaikan duka cita mendalam atas kepergian salah satu personel terbaik.
"Penghormatan terakhir ini menjadi wujud penghargaan institusi atas jasa-jasa almarhum yang gugur dalam bertugas saat pengamanan kegiatan pesta rakyat Kabupaten Garut," ujarnya dikutip dari laman Viva.
Pesta rakyat tersebut merupakan bagian dari perayaan pernikahan Putri Karlina, Wakil Bupati Garut, dengan Maula Akbar, putra dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Acara tersebut dihadiri ribuan warga dan sejumlah pejabat daerah.
Sayangnya, insiden yang menyebabkan jatuhnya korban nyawa terjadi di tengah keramaian acara. Kepala Seksi Humas Polres Garut, Ipda Susilo Adhi, mengatakan bahwa pihak kepolisian langsung bergerak cepat untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
"Sudah dilakukan olah TKP dan kami akan memeriksa sejumlah pihak terkait untuk mengetahui penyebab pasti insiden tersebut," ungkapnya, Sabtu (19/7/2025).
Sementara itu, orang tua korban Vania, Apidin dan istrinya Mela, menyampaikan bahwa mereka menganggap peristiwa tersebut sebagai musibah. Keduanya memilih tidak mengajukan tuntutan hukum kepada siapapun, namun berharap kejadian serupa tidak terulang.
"Saya minta ke depan jangan terjadi lagi," kata Apidin. Pihak kepolisian terus mendalami kejadian ini dengan serius. Selain pemeriksaan saksi, sejumlah rekaman kamera pengawas juga turut dianalisis untuk mengungkap kronologi dan tanggung jawab atas tragedi tersebut.
Pemerintah daerah diminta untuk lebih memperketat standar keamanan dalam setiap kegiatan berskala besar, terlebih jika melibatkan ribuan warga. Tragedi ini menjadi pelajaran berharga agar keselamatan masyarakat selalu menjadi prioritas utama dalam setiap acara publik