Nyaris Menyerah, Wanita Inggris Ini Dapat Pekerjaan Setelah Kirim 647 Kali Lamaran Kerja

Caitilin Morgan Diterima Kerja Setelah 647 Kali Lamar
Sumber :
  • instagram @caitlin_morgan_

Viva, Banyumas - Kisah perjuangan mencari pekerjaan di era digital semakin kompleks, terutama ketika sistem rekrutmen mulai menggunakan kecerdasan buatan (AI) sebagai penyaring utama. Hal ini dialami langsung oleh Caitlin Morgan, lulusan Swansea University, Inggris, yang akhirnya berhasil mendapatkan pekerjaan setelah perjuangan panjang mengirimkan 647 lamaran kerja.

Peluang Emas Weton Selasa Pahing di Pekerjaan Tahun 2025: Jangan Sampai Terlewat!

Sejak lulus kuliah pada tahun 2023, Caitlin secara konsisten mengirim dua lamaran kerja setiap hari. Namun, semangatnya terus diuji oleh kenyataan pahit: lebih dari 150 lamaran ditolak secara eksplisit dan 271 lamaran lainnya tidak pernah mendapat tanggapan sama sekali.

Caitlin menduga penggunaan teknologi AI dalam proses perekrutan menjadi salah satu penyebab lamaran-lamarannya kerap tersingkir bahkan sebelum dibaca oleh perekrut manusia.

Mengintip Potensi Pekerjaan dan Karir Weton Selasa Kliwon di Tahun 2025: Siap-Siap Peluang Emas!

“Saya merasa seperti tidak pernah diberi kesempatan,” ujar Caitlin dalam wawancara lokal yang dikutip dari laman Media Times of Suriname.

Tak ingin menyerah begitu saja, Caitlin mulai mempelajari sistem penyaringan otomatis dan memperbaiki CV serta surat lamaran berdasarkan saran ahli rekrutmen. Ia juga mencoba berbagai template dan format agar lamarannya mampu lolos ke tahap seleksi manusia.

Nadya Rovin Anak PNS Dapat BMW dan Rp300 Juta Hingga Hidup Hedon, Hakim: Masa Gak Tahu Ayah Kerja di Mana

Meski beberapa kali mendapat undangan wawancara, hasilnya tetap nihil. Hingga akhirnya, lamaran ke-647 yang dikirimkan membawanya pada titik terang. Caitlin diterima sebagai akuntan magang di sebuah perusahaan di London, dan dijadwalkan mulai bekerja pada September 2025 mendatang.

“Saya hampir menyerah. Rasanya seperti menabrak tembok setiap hari. Tapi sekarang saya tahu, kegigihan saya tidak sia-sia,” kata Caitlin dengan haru.

Perjuangan Caitlin menjadi cermin dari tantangan generasi muda saat ini dalam menghadapi persaingan kerja yang semakin ketat dan otomatisasi sistem perekrutan.

Banyak pelamar menghadapi dilema serupa: lamaran tak kunjung direspons, meskipun kualifikasi memadai. Kisah Caitlin juga menjadi pengingat pentingnya ketahanan mental, ketekunan, dan adaptasi terhadap teknologi baru.

Menyesuaikan CV agar bisa terbaca sistem AI serta tidak mudah menyerah adalah kunci yang membantu Caitlin bertahan. Dengan pekerjaan pertamanya di depan mata, Caitlin bertekad untuk berbagi pengalamannya kepada sesama pencari kerja agar tetap semangat dan terus beradaptasi dalam menghadapi era digital.

"Setiap lamaran adalah langkah menuju tujuan. Jangan berhenti, bahkan ketika rasanya tidak ada harapan," ujarnya.

Semangat pantang menyerah Caitlin Morgan kini menjadi inspirasi bagi banyak orang yang masih berjuang mencari pekerjaan di tengah sistem rekrutmen modern yang semakin kompleks