Pendaki Rinjani Harus Menginap Dulu di Sembalun: Ini Aturan Baru Bupati Lombok

Bupati Lombok Wajibkan Pendaki Rinjani Nginap
Sumber :
  • instagram @haerul.warisin

Viva, Banyumas -Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), akan memberlakukan aturan baru bagi para wisatawan yang hendak mendaki Gunung Rinjani. Salah satu regulasi penting yang segera diterapkan adalah kewajiban untuk menginap terlebih dahulu di kawasan Sembalun sebelum melakukan pendakian.

Brasil Ancam Gugat Indonesia Jika Kematian Juliana Marins di Rinjani Terbukti Karena Kelalaian

Bupati Lombok Timur, Haerul Warisin, menjelaskan bahwa langkah pendaki Rinjani yang mau naik gunun ini harus menginap dahulu di Sembalun bertujuan sebagai upaya preventif mencegah kecelakaan yang kerap terjadi di jalur pendakian Rinjani.

“Kita tidak sedang bersikap arogan, ini murni untuk keselamatan pendaki,” ungkapnya saat konferensi pers di Mataram, Minggu, 13 Juli 2025.

Nyaris Jadi Korban Kedua! Pendaki Malaysia Terpeleset di Jalur Licin Rinjani Evakuasi Berlangsung Dramatis

Langkah ini muncul setelah insiden tragis yang menimpa pendaki asal Brasil, Juliana Marins, yang mengalami musibah saat mendaki tanpa persiapan memadai.

Kasus ini menjadi pemicu pemerintah daerah untuk segera menerapkan Peraturan Bupati (Perbup) yang mengatur kewajiban menginap, pemeriksaan kesehatan, serta pengarahan keselamatan sebelum pendakian.

Nyaris Maut di Rinjani, Warga Irlandia Ini Ungkap Detik Detik Mengerikan Terperosok 200 Meter

Menurut Haerul, banyak wisatawan datang dari berbagai daerah bahkan luar negeri, dan langsung memulai pendakian begitu tiba di Sembalun. Tanpa istirahat cukup dan pengarahan awal, pendaki sering kali mengalami kelelahan, tersesat, bahkan jatuh sakit di jalur pendakian.

“Kalau langsung naik tanpa tahu kondisi alam dan rute, risikonya besar. Maka mereka harus istirahat minimal sehari dan menerima briefing dari petugas,” jelasnya.

Tak hanya pendaki, pemerintah juga akan meningkatkan kapasitas porter dan pemandu wisata. Mereka akan diberikan pelatihan tentang keselamatan, prosedur darurat, serta pendampingan yang lebih bertanggung jawab.

“Porter jangan hanya mengantar naik, mereka harus jadi pendamping. Jangan ditinggal di jalur. Ini semua demi keselamatan,” tegas Haerul.

Dukungan terhadap kebijakan ini juga datang dari Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR). Pemerintah daerah berharap kebijakan ini menjadi solusi untuk mengurangi insiden di salah satu jalur pendakian paling populer di Indonesia.

Dengan diberlakukannya regulasi ini, calon pendaki Gunung Rinjani diimbau untuk mempersiapkan diri secara fisik dan mental, serta mematuhi prosedur yang telah ditetapkan.

Tujuan akhirnya adalah menjadikan pendakian Rinjani aman, nyaman, dan berkesan tanpa harus mengorbankan keselamatan