Ini Alasan Muhammadiyah Belum Dirikan Bank Syariah Umum, Tapi Langkah Diam Diam Ini Bikin Heboh!
- instagram @lensamu
Viva, Banyumas - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah secara resmi menyatakan bahwa hingga saat ini belum memiliki rencana untuk mendirikan Bank Umum Syariah (BUS). Keputusan ini tentu mengejutkan banyak pihak, mengingat besarnya potensi dan dukungan internal yang dimiliki organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia tersebut.
Namun, di balik keputusan yang belum mendirikan Bank Syariah Umum tersebut, Muhammadiyah justru sedang menyiapkan langkah strategis yang tak kalah mengejutkan: memperkuat Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS) terlebih dahulu sebelum melangkah ke jenjang yang lebih tinggi.
Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas, menegaskan bahwa Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menyurati Muhammadiyah untuk mendorong merger BPRS-BPRS milik persyarikatan agar terbentuk satu BPRS besar dan kuat. Langkah ini dinilai sebagai pondasi ideal menuju pendirian Bank Umum Syariah Muhammadiyah di masa depan.
“Desakan dari internal cukup kuat. Namun kita sadar, untuk mendirikan BUS diperlukan kesiapan serius, mulai dari modal, jaringan, teknologi informasi, hingga sumber daya manusia,” ujar Anwa dilansir dari Viva.
Langkah nyata Muhammadiyah pun mulai terlihat. Pada akhir Juni 2025, BPR Matahari Artadaya milik Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (Uhamka) resmi dikonversi menjadi Bank Syariah Matahari (BSM).
Konversi ini telah disetujui OJK dan menjadi titik awal penting dalam transformasi ekonomi syariah Muhammadiyah. Melalui Surat Imbauan Nomor 124/HIM/I.0/C/2025, PP Muhammadiyah menyerukan seluruh Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dan Organisasi Otonom (Ortom) untuk menempatkan dana pihak ketiga (DPK) di BSM serta menggunakan layanan keuangan bank tersebut dalam aktivitas kelembagaan.
Tujuannya jelas: memperkuat ekosistem perbankan syariah dari akar hingga ke puncak. Bank Syariah Matahari diharapkan menjadi tonggak awal konsolidasi yang lebih besar, hingga lahirnya BUS Muhammadiyah yang mandiri dan kuat.