Cilacap Hidupkan Kota Lama: Jejak Kolonial Belanda Jadi Wisata Heritage Segera Dibangun Tahun 2025

Viva, Banyumas – Pemerintah Kabupaten Cilacap tengah bersiap menghadirkan warna baru dalam sektor pariwisata lokal dengan mengembangkan kawasan Kota Lama Cilacap sebagai destinasi wisata heritage.

Inisiatif ini dikemas dalam program bertajuk “Cilacap Heritage”, yang akan dimulai secara resmi pada tahun 2025. Fokus utama pengembangan untuk menghidupkan kota lama melalui program wisata heritage ini berada di Jalan Ahmad Yani, sebuah ruas jalan bersejarah yang masih menyimpan deretan bangunan peninggalan kolonial Belanda.

Arsitektur kuno yang khas dan kokoh menjadi saksi bisu perjalanan sejarah Cilacap sebagai salah satu kota pelabuhan penting pada masa kolonial. Menurut Paiman, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Cilacap, kawasan ini menyimpan potensi luar biasa sebagai destinasi wisata berbasis sejarah dan budaya.

Dilansir dari akun Instagram @cilacap_kekinian, Paiman mengatakan Di Jalan Ahmad Yani terdapat bangunan-bangunan tua yang masih berdiri kokoh, dan itu menjadi kekayaan budaya yang tak ternilai.

Nilai sejarahnya akan dikembangkan menjadi daya tarik wisata. Program Cilacap Heritage akan mencakup sejumlah aspek, mulai dari penataan kawasan kota lama, pelestarian arsitektur kolonial, hingga penyelenggaraan tur sejarah yang melibatkan masyarakat lokal.

Selain itu, rencananya akan dibuat jalur pedestrian tematik, papan informasi sejarah, dan pusat informasi wisata untuk memperkuat pengalaman wisatawan. Langkah ini sejalan dengan tren global yang mengangkat wisata heritage sebagai bentuk pelestarian budaya sekaligus peningkatan ekonomi lokal.

Dengan mendayagunakan bangunan tua dan narasi sejarahnya, Cilacap diharapkan mampu menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Selain nilai sejarah, kawasan tersebut juga diyakini memiliki potensi ekonomi yang tinggi jika dikelola dengan baik.

Halaman Selanjutnya

Pengembangan UMKM lokal, kafe bernuansa vintage, hingga galeri seni akan menjadi bagian dari konsep pengembangan. Meski begitu, tantangan tidak sedikit. Pemerintah harus melakukan penataan tanpa merusak nilai historis bangunan, serta melibatkan pemilik properti dan masyarakat sekitar agar program ini mendapat dukungan luas.