Profil Salsa Erwina Diaspora Denmark yang Tantang Debat Sahroni Usai Ucap Pembubar DPR Tolol Sedunia

Salsa Erwina, diaspora berprestasi yang tantang Sahroni
Sumber :
  • instagram @salsaer

Salsa Erwina, influencer muda di Denmark, viral karena menantang Ahmad Sahroni debat. Prestasinya di UGM hingga juara debat internasional jadi sorotan publik

Tantangan Debat dari Salsa Erwina Viral, Ahmad Sahroni Ngaku Masih Bloon Usai Sebut Pembubar DPR Mental Tolol Sedunia

Viva, Banyumas - Nama Salsa Erwina Hutagalung mendadak viral setelah menantang Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, untuk berdebat terbuka. Tantangan ini muncul usai Sahroni menyebut pihak yang ingin membubarkan DPR sebagai “orang tolol sedunia.”

Dikutip dari laman Instagram Salsa Erwina, Namun, di balik sosok yang kini ramai dibicarakan, Salsa bukanlah figur sembarangan. Wanita muda yang saat ini tinggal di Aarhus, Denmark, tersebut dikenal sebagai influencer sekaligus konten kreator yang aktif mengedukasi anak muda melalui kanal podcast Jadi Dewasa 101 (JDW 101).

Diaspora Denmark Salsa Erwina Tantang Sahroni Debat Usai Sebut Pembubar DPR Mental Tertolol Sedunia

Podcast ini membahas berbagai topik seputar perjalanan menuju kedewasaan, mulai dari manajemen keuangan, pengembangan diri, hingga menghadapi ekspektasi sosial. Selain aktif di dunia digital, Salsa juga punya segudang prestasi akademik yang membuktikan kapasitas intelektualnya.

Salah satu pencapaian besarnya adalah saat menjuarai lomba debat internasional di Nanyang Technological University (NTU), Singapura, pada 2014. Kemenangan ini menunjukkan kemampuan Salsa dalam mengolah argumen secara logis, kritis, dan terstruktur.

DPR Dapat Tunjangan Rp50 Juta, Sahroni: Angka itu Hal Biasa dan Uangnya Pasti Kembali ke Masyarakat

Tak hanya itu, Salsa juga tercatat sebagai mahasiswa berprestasi di Universitas Gadjah Mada (UGM) sebelum melanjutkan studi ke luar negeri.

Reputasinya sebagai individu yang berani bersuara dan memiliki kompetensi akademik membuat tantangannya kepada Ahmad Sahroni dianggap wajar oleh banyak pihak. Publik menilai, perdebatan tersebut bisa menjadi ajang intelektual yang sehat untuk menguji kualitas argumentasi seorang pejabat publik.

Halaman Selanjutnya
img_title