17 Ventilator RSUP Soekarno Babel Hilang, Dirut Dicopot, Netizen: Dicuri Atau Memang Dikorup?
- pexel @Anna Shvets
Viva, Banyumas - Kasus hilangnya 17 unit ventilator di RSUP Dr (H.C) Ir Soekarno, Kepulauan Bangka Belitung, menyita perhatian publik dan memicu spekulasi liar. Peristiwa yang disebut-sebut sebagai kerugian negara hingga lebih dari Rp5 miliar ini berujung pada pencopotan jabatan Direktur Utama rumah sakit tersebut, dr. Ira Ajeng Astried, oleh Gubernur Bangka Belitung Hidayat Arsani.
17 Ventilator yang hilang ini bukan sekadar peralatan medis biasa. Mesin ini menjadi alat vital penunjang pernapasan bagi pasien dengan kondisi kritis, terutama yang mengalami gangguan paru-paru atau kegagalan pernapasan.
Hilangnya peralatan secara tiba-tiba bukan hanya berdampak pada kerugian material, tetapi juga dapat mengancam keselamatan pasien yang bergantung pada alat tersebut.
Gubernur Hidayat Arsani secara tegas menyatakan bahwa pencopotan jabatan dirut adalah langkah cepat untuk menjaga integritas pelayanan rumah sakit. Dikutip dari laman Instagram @rumpi_gosip, Hidayat Arsani mengtakan Sampai hari ini, ventilator yang hilang belum ditemukan.
Oleh karena itu, saya nonjob-kan direktur rumah sakit ini agar investigasi berjalan objektif. Ia menambahkan, satu unit ventilator memiliki nilai lebih dari Rp300 juta, sehingga jika ditotal, kerugian yang dialami negara menembus angka Rp5 miliar. Kasus ini menimbulkan banyak tanda tanya di masyarakat.
Tak sedikit warganet yang mempertanyakan logika di balik pencurian alat kesehatan sebanyak itu tanpa jejak yang jelas.
"Kalau maling HP masih masuk akal, tapi ini ventilator banyak, apa mungkin hanya dicuri atau memang dikorup?" tulis salah satu komentar netizen di media sosial Instagram.
Pemerintah daerah pun memastikan bahwa pengusutan kasus ini tidak akan berhenti di pencopotan jabatan dirut rumah sakit. Pihak kepolisian setempat telah dilibatkan untuk melakukan investigasi mendalam, mulai dari pemeriksaan daftar inventarisasi, rekaman CCTV, hingga pendataan pergerakan logistik rumah sakit.
Gubernur mengungkapkan akan bekerja sama dengan aparat penegak hukum agar pelaku atau pihak yang bertanggung jawab bisa diproses sesuai ketentuan hukum. Sementara itu, aktivitas pelayanan di RSUP Dr Soekarno dipastikan tetap berjalan normal meski kehilangan puluhan ventilator.
Pemerintah daerah juga sedang mengupayakan peminjaman peralatan sementara dari rumah sakit rujukan lain agar tidak mengganggu perawatan pasien. Kasus ini diharapkan menjadi momentum perbaikan manajemen aset fasilitas kesehatan di seluruh daerah.
Masyarakat pun berharap agar penyelidikan berlangsung transparan sehingga kebenaran segera terungkap