Indonesia Siap Perang demi Kedaulatan, Tegas Prabowo di Indo Defence 2025
- instagram @prabowo
Viva, Banyumas - Pidato Prabowo dalam pembukaan Indo Defence 2025 kembali menjadi perhatian nasional. Dalam kesempatan tersebut, Prabowo menekankan bahwa Indonesia harus siap perang bila kedaulatan negara terancam. Pernyataan ini menjadi respons atas dinamika global yang tak menentu, termasuk konflik yang tengah berkecamuk di Timur Tengah.
Melalui forum Indo Defence 2025, Prabowo menyampaikan bahwa kesiapan Indonesia dalam menghadapi perang bukan berarti negara ingin mencari musuh, tetapi sebagai upaya menjaga kedaulatan dari potensi ancaman luar. Ia menegaskan pentingnya kekuatan militer sebagai tameng pertahanan dan simbol kedaulatan nasional.
Dilansir dari laman Instagram @nowdots, Pernyataan Prabowo bahwa Indonesia siap perang bila dipaksa mempertahankan kedaulatan menjadi sorotan luas. Indo Defence 2025 digunakan sebagai panggung bagi Prabowo untuk menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memperkuat sistem pertahanan Indonesia di tengah ketegangan global yang meningkat.
Presiden Prabowo menyampaikan bahwa investasi di sektor pertahanan bukan sekadar kebutuhan, melainkan keharusan strategis.
Menurutnya, sejarah panjang penjajahan Indonesia selama lebih dari 300 tahun menjadi pelajaran penting.
Indonesia harus mampu melindungi diri dan kekayaannya agar tidak lagi menjadi korban penjajahan modern.
Oleh karena itu, Indonesia harus siap perang sebagai bentuk ketegasan menjaga kedaulatan dan kehormatan bangsa.
Dalam pidatonya, Prabowo juga mengutip riset yang menunjukkan bahwa selama masa penjajahan, Indonesia kehilangan kekayaan senilai 31 triliun dolar AS—angka yang setara 18 kali Produk Domestik Bruto (PDB) saat ini.
Ia meyakini bahwa apabila kekayaan tersebut tidak dirampas, Indonesia kini bisa sejajar dengan negara-negara maju dengan GDP per kapita tertinggi di dunia. Hal ini memperkuat alasan pentingnya kesiapsiagaan militer, serta komitmen untuk menjaga sumber daya nasional dari potensi ancaman global.
Prabowo menutup pidatonya dengan seruan nasionalisme yang kuat. Ia menegaskan bahwa Indonesia tidak akan tunduk pada tekanan asing dan lebih memilih berjuang demi kemerdekaan sejati.
Sikap Indonesia siap perang bukanlah simbol agresi, melainkan bentuk pertahanan total atas kedaulatan, kemakmuran, dan kehormatan bangsa.
Pidato ini mempertegas arah kebijakan pertahanan nasional di bawah kepemimpinannya, dengan fokus pada modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista), peningkatan sumber daya manusia militer, dan penguatan diplomasi strategis agar Indonesia tetap berdiri kuat dan mandiri dalam percaturan dunia