Unfaedah dan Ribet: Sistem Daftar Sekolah di Banyumas Dikeluhkan Warga
- pexel @Markus Spiske
Viva, Banyumas - Sistem daftar sekolah di Kabupaten Banyumas kembali dikeluhkan warga jelang tahun ajaran baru. Seorang orang tua siswa menyuarakan ketidakpuasannya atas mekanisme yang dianggap ribet dan tidak praktis.
Ia mengaku kebingungan menghadapi prosedur yang menurutnya unfaedah, karena alih-alih memudahkan, justru menambah tekanan di tengah kewajiban menyiapkan biaya pendidikan yang tinggi. Ungkapan frustrasi warga tersebut menjadi gambaran keresahan banyak orang tua di Banyumas yang merasakan sistem daftar sekolah saat ini terlalu ribet.
Dalam aduannya pada 11 Juni 2025, warga itu menyoroti bagaimana proses yang seharusnya sederhana justru berubah menjadi unfaedah dan membebani mental serta finansial keluarga. Ia berharap suara keluhannya bisa membuka mata pihak terkait terhadap masalah yang dihadapi di lapangan.
Tanggapan dari pihak berwenang terhadap keluhan warga Banyumas tersebut menyiratkan kesadaran atas perlunya evaluasi sistem daftar sekolah.
Meski begitu, beberapa warga masih mempertanyakan efektivitasnya jika prosedur yang ribet dan unfaedah tetap dibiarkan berlangsung tanpa solusi nyata.
Harapan pun tertuju pada penyederhanaan sistem agar proses daftar sekolah benar-benar ramah dan efisien bagi seluruh lapisan masyarakat.
“Sudah pusing orang tua mikir biaya masuk sekolah, masih ditambah unfaedah-nya metode pendaftaran yang ribet. Trim,” tulisnya dalam pesan pengaduan yang ditujukan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas dan Kementerian Pendidikan.
Ungkapan ini menggambarkan keresahan banyak orang tua yang harus menghadapi sistem pendaftaran yang membingungkan dan tidak ramah pengguna.
Menanggapi keluhan tersebut, Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Banyumas memberikan tanggapan diplomatis.
Dalam jawabannya, Dindik menyampaikan apresiasi atas masukan dari warga dan berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan pendidikan di wilayahnya “Kami tentu mengupayakan pelayanan pendidikan yang maksimal untuk siswa/i,” tulis admin Dindik melalui kanal pengaduan resmi.
Alih-alih menjelaskan langkah teknis perbaikan sistem pendaftaran, Dindik justru mengajak masyarakat untuk berkolaborasi meningkatkan mutu pendidikan di Banyumas.
“Mohon partisipasinya untuk selalu membersamai meningkatkan kualitas layanan pendidikan khususnya di Kab. Banyumas. Maturnuwun,” tulisnya.
Meski mendapat tanggapan, keluhan ini menjadi sorotan publik yang berharap masukan tersebut tidak hanya didengar, tetapi juga dijadikan bahan evaluasi.
Masyarakat kini menunggu apakah proses pendaftaran sekolah di tahun-tahun mendatang akan lebih sederhana dan ramah bagi semua kalangan, terutama bagi orang tua yang memiliki keterbatasan akses atau kemampuan teknologi.
Di tengah semangat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, proses pendaftaran sekolah seharusnya menjadi pintu masuk yang mudah dan inklusif, bukan tantangan tambahan yang memberatkan.
Harapan warga Banyumas kini tertuju pada komitmen nyata pemerintah daerah untuk menyederhanakan sistem dan menghapus kesan “unfaedah” dalam layanan pendidikan