5 Ribu Karyawan Petronas Terancam PHK, Ada Apa dengan Raksasa Migas Ini?

Petronas umumkan PHK massal 5 Ribu karyawan
Sumber :
  • instagram @petronas

Viva, Banyumas - Gelombang PHK global belum menunjukkan tanda-tanda mereda, dan kini raksasa migas ini, Petronas, turut terdampak. Perusahaan minyak milik pemerintah Malaysia tersebut mengumumkan keputusan mengejutkan: akan memangkas sekitar 5 ribu karyawan, atau sekitar 10 persen dari total tenaga kerjanya.

Pabrik Coca Cola di Bali Tutup 1 Juli 2025, 70 Karyawan Kena PHK!

Langkah ini disebut sebagai bagian dari strategi jangka panjang guna mempertahankan daya saing perusahaan di tengah perubahan besar sektor energi dunia. Keputusan Petronas melakukan PHK ini disampaikan langsung oleh Presiden dan CEO-nya, Tengku Muhammad Taufik Aziz, dalam konferensi pers pada Kamis, 5 Juni 2025.

Ia menyebut langkah tersebut sebagai bentuk adaptasi menyeluruh yang harus ditempuh oleh raksasa migas ini agar tetap relevan dan efisien dalam menghadapi tekanan harga minyak dan ketidakpastian pasar global yang kian tinggi.

Kuota Haji 2026 Indonesia Terancam Dipangkas 50 Persen, Ada Apa?

Pemangkasan 5 ribu karyawan ini juga diharapkan dapat membantu efisiensi operasional perusahaan dalam jangka panjang.

Meski menyakitkan, keputusan PHK massal ini dianggap perlu agar Petronas, sebagai salah satu raksasa migas ini, bisa bertahan dalam era transisi energi yang penuh tantangan.

Mulai Juli 2025! Truk ODOL di Boyolali Terancam Kurungan hingga Rp24 Juta Denda

Di tengah upaya global menuju energi bersih, perusahaan perlu merestrukturisasi model bisnisnya. Hingga saat ini belum diumumkan secara detail divisi mana yang terdampak, namun 5 ribu karyawan dipastikan akan terdampak langsung dari keputusan ini yang menjadi sorotan tajam industri energi Asia Tenggara.

Presiden dan CEO Petronas, Tengku Muhammad Taufik Aziz, secara resmi menyampaikan kabar ini pada Kamis, 5 Juni 2025.

Dalam keterangannya, ia menjelaskan bahwa langkah ini bukan sekadar respons jangka pendek terhadap kondisi ekonomi, melainkan bagian dari restrukturisasi besar-besaran untuk memastikan keberlanjutan bisnis Petronas dalam dekade-dekade mendatang.

“Restrukturisasi ini bertujuan untuk memastikan Petronas tetap tangguh, efisien, dan relevan di tengah perubahan industri energi global yang begitu cepat,” ujar Taufik seperti dikutip dari The Straits Times pada 11 Juni 2025.

Menurut laporan tersebut, PHK dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi beban operasional perusahaan, di tengah tantangan harga minyak mentah yang kian tidak stabil serta tekanan dari pasar global yang semakin volatil.

Meskipun Petronas merupakan salah satu perusahaan migas terkuat di kawasan Asia Tenggara, namun dinamika energi global yang berubah cepat memaksa perusahaan untuk beradaptasi lebih agresif.

Langkah ini juga dinilai sebagai bagian dari strategi jangka panjang perusahaan untuk beralih ke energi bersih dan efisiensi operasional, mengingat transisi energi menjadi sorotan utama dalam beberapa tahun terakhir.

Di tengah pengumuman ini, belum ada pernyataan resmi mengenai departemen mana saja yang akan terdampak atau apakah ada pesangon khusus bagi para pekerja yang terkena PHK.

Namun, Taufik menegaskan bahwa proses ini akan dilakukan dengan mempertimbangkan aspek kemanusiaan dan profesionalisme.

Langkah Petronas ini mencerminkan tantangan besar yang kini dihadapi sektor energi global. Meskipun menyakitkan, efisiensi dan adaptasi dianggap sebagai kunci agar perusahaan tetap relevan di tengah transformasi industri