Walk Out di Pidato Netanyahu Bukan Pertama: Mengenang Aksi Serupa dalam Sejarah Sidang PBB

Pidato PBB yang selalu dinantikan
Sumber :
  • Pixabay

VIVA, Banyumas – Kamis lalu, sidang Majelis Umum PBB diwarnai aksi walk out dari sejumlah delegasi ketika Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berpidato. Momen ini menarik perhatian dunia, namun ternyata aksi keluar ruangan sebagai bentuk protes di forum internasional bukanlah hal baru. Sejarah PBB telah mencatat beberapa pidato yang memicu kontroversi serupa. Aksi walk out kerap dijadikan bahasa diplomasi simbolik untuk menunjukkan penolakan tanpa perlu adu argumen di podium.

Bicara di Munas PKS, Presiden Prabowo Ungkap Sikap Kepada Anies: “Aku Enggak Dendam, Politik Sudah Selesai”

1. Mahmoud Ahmadinejad (Iran) – 2009 & 2011

Presiden Iran ini kerap memicu reaksi keras di forum PBB. Pada 2009 dan 2011, delegasi dari Amerika Serikat, Eropa, hingga Kanada meninggalkan ruangan saat Ahmadinejad berpidato karena ia menyinggung Holocaust, Israel, dan menuduh Barat bersikap munafik. Sikap Ahmadinejad itu membuatnya dicap sebagai salah satu orator paling kontroversial dalam sejarah sidang PBB.

Dari Walk Out hingga Sepatu Khrushchev: 7 Kejadian Ikonik dalam Sejarah Sidang PBB

2. Muammar Gaddafi (Libya) – 2009

Pidato Gaddafi tercatat salah satu yang paling panjang dalam sejarah PBB, lebih dari 90 menit. Isinya penuh kritik terhadap Dewan Keamanan PBB dan teori konspirasi internasional. Banyak delegasi yang memilih meninggalkan ruangan, tak tahan dengan gaya retoris sang pemimpin Libya.

Presiden Prabowo Dikontak Kepala Negara Usai Pidato di PBB

3. Yasser Arafat (PLO) – 1974

Saat Arafat, pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), berbicara di PBB, ia mendapat sambutan hangat dari banyak negara berkembang. Namun, sejumlah delegasi negara Barat memilih walk out, menolak mengakui PLO sebagai representasi sah Palestina.

4. Sergei Lavrov (Rusia) – 2022

Di tengah perang Ukraina, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mendapat protes keras di PBB. Sejumlah diplomat Barat langsung walk out saat ia mulai berbicara, sebagai tanda penolakan terhadap invasi Rusia ke Ukraina.

5. Benjamin Netanyahu (Israel) – Sebelumnya

Netanyahu sendiri sudah beberapa kali menghadapi aksi walk out sebelum kejadian Kamis lalu. Pidato-pidatonya yang keras terhadap Palestina dan Iran sering memicu kontroversi serta penolakan diplomatik. Hal ini menunjukkan bahwa setiap pernyataannya kerap dipandang bukan sekadar opini, melainkan sinyal politik yang memicu respons keras dunia internasional.

Aksi walk out di forum PBB menjadi simbol diplomasi non-verbal yang kuat. Dengan meninggalkan ruangan, sebuah negara mengirim pesan penolakan tanpa harus menyampaikan pernyataan panjang. Peristiwa Kamis lalu hanyalah pengingat bahwa diplomasi dunia tak hanya berlangsung lewat kata-kata, tetapi juga lewat langkah kaki. Gestur sederhana ini sering kali lebih membekas daripada retorika panjang di mimbar PBB.