Sepi Pembeli! Pedagang Keluhkan Kondisi Pasar Segamas Purbalingga di TikTok
- Tiktok @putrarolas515
Kini, situasi justru berbanding terbalik. Para pakar ekonomi daerah menilai, kondisi ini tidak hanya disebabkan oleh tren digitalisasi, melainkan juga perubahan perilaku konsumen setelah pandemi.
Masyarakat semakin terbiasa berbelanja secara online sehingga kunjungan ke pasar fisik berkurang. Meski begitu, beberapa pihak menilai pasar tradisional masih memiliki peluang untuk bangkit. Kuncinya adalah beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
Pedagang diharapkan mulai memanfaatkan media sosial, e-commerce lokal, hingga layanan pesan antar untuk memperluas jangkauan pembeli.
Pemerintah daerah juga diminta turun tangan memberikan pelatihan digital marketing bagi para pedagang. Dengan begitu, pasar tradisional seperti Segamas tidak hanya bertahan, tetapi juga mampu bersaing dengan pasar online.
Kasus Pasar Segamas menjadi refleksi penting bagi daerah lain di Indonesia. Jika tidak ada strategi adaptasi, pasar tradisional bisa semakin terpinggirkan.
Harapannya, dengan sinergi antara pemerintah, pedagang, dan teknologi, pasar lokal tetap bisa hidup dan menjadi penopang ekonomi masyarakat.