Banjarnegara Bergejolak, Tunjangan DPRD Jadi Sorotan hingga Bupati Turun Tangan Cabut Perbup

Tunjangan Rumah DPRD Banjarnegara Tuai Polemik
Sumber :
  • instagram @dprd.banjarnegara

Polemik tunjangan DPRD Banjarnegara memicu dua keputusan besar: mundurnya Ketua DPRD Anas Hidayat dan pencabutan Perbup oleh Bupati. Publik minta transparansi anggaran dijaga

Wisuda 94 Mahasiswa Politeknik Banjarnegara, Jumlah Wisudawan Tahun 2025 Meningkat

Viva, Banyumas - Polemik terkait besaran tunjangan perumahan bagi pimpinan dan anggota DPRD Banjarnegara memunculkan gejolak di masyarakat. Sorotan publik semakin tajam setelah informasi besarnya anggaran tunjangan mencuat ke ruang publik. Kondisi ini akhirnya memaksa pemerintah daerah mengambil langkah tegas agar tidak menimbulkan ketidakpercayaan yang lebih luas.

Dalam konferensi pers di ruang rapat Sekda, Senin (22/9),Dua keputusan penting lahir dari dinamika tersebut. Pertama, Ketua DPRD Banjarnegara, Anas Hidayat, resmi menyatakan pengunduran diri dari jabatannya. Langkah ini dinilai sebagai bentuk tanggung jawab politik di tengah desakan masyarakat.

Festival Tunas Bahasa Ibu 2025: Ratusan Siswa Banjarnegara Unjuk Kebolehan Berbahasa Jawa

Kedua, Bupati Banjarnegara melalui Sekretaris Daerah Indarto, mengumumkan pencabutan Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 11 Tahun 2025 yang mengatur tunjangan perumahan DPRD. Dengan pencabutan aturan tersebut, ketentuan kembali merujuk pada Perbup Nomor 4 Tahun 2023 sebagai dasar hukum yang berlaku.

Penyesuaian kebijakan ini akan efektif per 1 Oktober 2025. Pemerintah daerah berharap keputusan ini mampu meredam gejolak di masyarakat sekaligus mengembalikan kepercayaan publik terhadap tata kelola anggaran daerah.

Banjarnegara Jadi Lumbung Padi Jawa Tengah, Produksi 111 Ribu Ton Siap Cukupi Kebutuhan Provinsi

Bupati Banjarnegara menegaskan, keputusan ini bukan sekadar bentuk respons cepat, tetapi juga langkah strategis untuk memperbaiki transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan. Dalam keterangan pers, Sekda Indarto menekankan pentingnya menjaga kredibilitas pemerintah daerah di mata masyarakat.

Polemik tunjangan DPRD Banjarnegara ini menjadi cerminan betapa sensitifnya isu kesejahteraan pejabat publik ketika dihadapkan pada realitas kebutuhan masyarakat. Publik menginginkan agar setiap kebijakan anggaran diputuskan dengan memperhatikan asas keadilan, prioritas pembangunan, dan kondisi sosial ekonomi daerah.

Halaman Selanjutnya
img_title