Keracunan Massal di MBG: Dr Tan Ungkap Kualitas Ahli Gizi Masih Pemula di DPR Bikin Geleng Kepala

Dr Tan menyoroti kualitas MBG di DPR
Sumber :
  • instagram @drtanshotyen

Program Makan Bergizi Gratis memicu keracunan anak. Dr. Tan Shot Yen menemukan kualitas program rendah dan banyak ahli gizi masih pemula, menimbulkan sorotan serius DPR

Badan Gizi Nasional Tolak Wacana Ubah MBG Jadi Bantuan Tunai Terkuak Alasannya

Viva, Banyumas - Kasus keracunan anak akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah daerah Indonesia kembali memunculkan fakta mengejutkan terkait kualitas pelaksanaan program tersebut. Dr. Tan Shot Yen, pakar gizi terkemuka, menyoroti bahwa program yang digadang sebagai prioritas nasional ini dijalankan dengan standar yang jauh dari kata memadai.

Dikutip dari akun Youtube DPR RI, Saat mengunjungi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), Dr. Tan menemukan fakta mengejutkan: sebagian besar ahli gizi yang terlibat dalam program ini masih pemula dan kurang memahami ilmu gizi secara mendalam.

Belajar dari Dunia: 5 Negara dengan Program Makan Gratis Sekolah yang Bisa Jadi Inspirasi untuk Indonesia

Menurutnya, ini bukan hanya soal kelalaian, tetapi juga bentuk abaian terhadap kesehatan anak-anak yang menjadi sasaran program. Kualitas makanan yang disajikan dalam program MBG pun menjadi sorotan.

Banyak menu yang tidak memenuhi standar gizi seimbang, bahkan berpotensi memicu masalah kesehatan, termasuk keracunan yang telah dilaporkan ke media nasional dan internasional.

KLB Keracunan Massal MBG di Bandung Barat: 364 Korban, Dapur Sekolah Jadi Sorotan

Dr. Tan menekankan bahwa program prioritas nasional seharusnya dijalankan dengan standar profesional yang tinggi, mengingat dampaknya langsung terhadap kesehatan masyarakat. Wakil Ketua Komisi IX DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Charles Honoris, menanggapi isu ini dengan tegas.

Ia mendesak pemerintah untuk segera melakukan reformasi total terhadap program MBG, termasuk peninjauan kualifikasi ahli gizi, kontrol kualitas dapur, dan evaluasi menu makanan. Tujuannya adalah memastikan kasus keracunan anak tidak terulang dan program benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.

Halaman Selanjutnya
img_title