Emak Emak Banjarnegara Geram! Outlet Miras Baru di Pucang Ditolak Mentah Mentah
- Tiktok @polsek.gondomanan
Outlet 23, toko miras di Desa Pucang Banjarnegara, ditolak warga. RKI Bawang menilai keberadaannya ancam moral remaja, kesehatan, dan potensi meningkatnya kriminalitas
Viva, Banyumas - Pembukaan Outlet 23, sebuah toko penjual minuman keras (miras) di Desa Pucang, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara, sontak memicu reaksi keras dari masyarakat. Penolakan paling lantang datang dari kalangan emak-emak Rumah Keluarga Indonesia (RKI) Kecamatan Bawang yang menilai keberadaan toko tersebut sangat meresahkan.
Ketua RKI Bawang, Ety Wahyuningsih, menegaskan bahwa pihaknya tidak akan tinggal diam. Ia menilai kehadiran toko miras dapat membawa dampak buruk, bukan hanya pada kesehatan, tetapi juga pada moral masyarakat.
Dikutip dari akun Instagram @banjarnegaraterkini, Ety mengungkapkan emak emak khawatir anak-anak usia sekolah dan remaja semakin terdorong rasa penasaran untuk mencoba karena akses miras menjadi lebih mudah.
Menurutnya, ancaman miras tidak bisa dipandang sebelah mata. Alkohol kerap menjadi pintu masuk berbagai permasalahan sosial, mulai dari meningkatnya angka kriminalitas, pergaulan bebas, hingga tergerusnya nilai moral di kalangan remaja.
Oleh karena itu, RKI Bawang bersama warga mendesak pemerintah daerah agar segera meninjau ulang izin operasi Outlet 23. Gelombang penolakan ini juga menjadi bentuk kepedulian masyarakat terhadap masa depan generasi muda Banjarnegara.
Dengan semakin mudahnya akses terhadap minuman keras, risiko penyalahgunaan di kalangan remaja dianggap semakin tinggi. Kondisi tersebut dikhawatirkan bisa memunculkan masalah sosial yang lebih besar di kemudian hari.
Selain faktor moral, masyarakat juga menyoroti dampak kesehatan dari konsumsi alkohol. Penyakit liver, gangguan fungsi otak, hingga kecelakaan akibat mabuk menjadi ancaman nyata yang berpotensi meningkat jika toko miras dibiarkan beroperasi.
RKI menilai, pemerintah seharusnya lebih fokus pada program pemberdayaan masyarakat daripada membuka peluang bisnis yang merugikan. Penolakan keras dari warga ini menegaskan bahwa masyarakat Banjarnegara memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan sosialnya.
Mereka berharap pemerintah daerah benar-benar mendengar suara rakyat dan bertindak cepat untuk mencegah keresahan semakin meluas. Kini, masyarakat menanti langkah tegas dari aparat terkait.
Apakah Outlet 23 akan tetap beroperasi atau justru ditutup demi menjaga ketertiban dan moral masyarakat? Semua mata tertuju pada keputusan yang akan diambil pemerintah daerah