Rupiah Terkoreksi Pasca Demonstrasi, BI Targetkan Kembali ke Rp16300 per USD
- instagram @bank_indonesia
Rupiah terkoreksi pasca-demonstrasi ke Rp16.500 per USD. BI stabilkan di Rp16.400 dan target Rp16.300. Fundamental ekonomi, cadangan devisa, dan surplus perdagangan mendukung
Viva, Banyumas - Nilai tukar rupiah kembali menjadi sorotan setelah mengalami pelemahan pasca-demonstrasi di berbagai wilayah Indonesia. Pada Jumat sore (29/8/2025), rupiah melemah 147 poin atau 0,90 persen, menembus Rp16.500 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.353 per USD.
Pelemahan ini memicu kekhawatiran pasar, namun Bank Indonesia (BI) segera melakukan langkah stabilisasi. Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyampaikan bahwa pihaknya berhasil menstabilkan rupiah di level Rp16.400 per USD dan menargetkan penguatan kembali ke Rp16.300 per USD.
“Rupiah yang kemarin pagi sempat mencapai Rp16.560, alhamdulillah hari ini kami bisa stabilkan ke Rp16.400. Kami akan berusaha lebih rendah lagi kembali ke Rp16.300 dan lebih kuat lagi,” ujar Perry dalam Rapat Kerja bersama DPD RI secara daring di Jakarta, Rabu (3/9/2025).
Langkah stabilisasi rupiah dilakukan melalui berbagai mekanisme, termasuk peningkatan likuiditas, intervensi Non-Deliverable Forward (NDF) di pasar off-shore, serta transaksi spot dan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) di pasar domestik.
Koordinasi intensif dengan Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memastikan stabilitas sistem keuangan tetap terjaga.
Perry menekankan bahwa fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat, didukung oleh surplus neraca perdagangan yang berkelanjutan, aliran modal asing yang kondusif, serta cadangan devisa yang mencapai 152 miliar dolar AS.