Beredar Isu Rumah Ahmad Sahroni di Bandung Dibakar, Polisi Klarifikasi Fakta Asli
- instagram @ahmadsahroni88
Polisi klarifikasi rumah yang dibakar di Bandung bukan milik Ahmad Sahroni, melainkan aset MPR RI. Tidak ada korban jiwa, hanya kerusakan properti
Viva, Banyumas - Belakangan ini, sebuah video viral di media sosial Facebook mengklaim bahwa massa aksi di Kota Bandung membakar rumah mewah milik, Ahmad Sahroni. Namun, klaim tersebut ternyata tidak benar dan menyesatkan publik.
Berdasarkan informasi dari Komdigi, rumah yang berada di persimpangan Jalan Diponegoro dan Cilamaya, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, bukanlah milik Ahmad Sahroni. Rumah yang sempat menjadi sasaran aksi itu merupakan aset milik Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI).
Sebelum rumah tersebut terbakar akibat lemparan bom molotov, sempat terjadi pelemparan batu dan benda lain. Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun luka serius dalam insiden ini. Kejadian ini menimbulkan kepanikan di sekitar lokasi dan membuat banyak masyarakat menjadi salah paham setelah menyaksikan video yang beredar di media sosial.
Pihak kepolisian Kota Bandung langsung melakukan klarifikasi untuk meluruskan informasi yang salah.
“Video yang beredar itu menimbulkan kesalahpahaman. Rumah yang dibakar bukan milik anggota DPR manapun, melainkan aset MPR RI. Kami meminta masyarakat tidak mudah percaya unggahan yang belum jelas sumbernya,” ujar seorang petugas kepolisian dilansir dari Komdigi.
Fenomena penyebaran informasi yang menyesatkan ini menjadi perhatian serius, terutama di era digital saat ini di mana berita dapat tersebar dengan cepat.
Media sosial, seperti Facebook dan WhatsApp, sering kali menjadi saluran utama bagi hoaks atau berita yang tidak diverifikasi, sehingga masyarakat perlu lebih kritis dalam menerima informasi. Selain itu, kejadian ini juga menjadi pengingat bagi aparat keamanan dan pemerintah setempat untuk terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memverifikasi berita sebelum membagikannya.
Polisi menekankan bahwa penyebaran informasi palsu dapat menimbulkan kepanikan, salah paham, dan bahkan potensi konflik di masyarakat.
Pihak MPR RI juga menyampaikan bahwa mereka akan melakukan koordinasi dengan aparat terkait untuk memperketat pengamanan aset-aset lembaga agar kejadian serupa tidak terulang.
Langkah ini diambil untuk memastikan keselamatan aset serta ketenangan warga sekitar. Dengan klarifikasi dari kepolisian dan pihak terkait, masyarakat diharapkan memahami fakta sebenarnya dan tidak mudah terprovokasi oleh unggahan yang menyesatkan.
Video viral tersebut hanyalah contoh bagaimana informasi yang salah konteks dapat menimbulkan kekeliruan besar di publik