Kisah Raden Joko Kahiman, Pendiri Banyumas yang Dijuluki Adipati Marapat
- pemkab banyumas
Viva, Banyumas - Kabupaten Banyumas memiliki sejarah panjang yang berawal pada tahun 1582 atau 12 Rabiul Awal 990 Hijriyah. Tokoh sentral di balik berdirinya Banyumas adalah Raden Joko Kahiman, yang kemudian menjadi bupati pertama dan dikenal dengan gelar Adipati Marapat. Sejarah mencatat, kisah ini dimulai pada masa Kesultanan Pajang di bawah pimpinan Sultan Hadiwijaya.
Saat itu terjadi peristiwa tragis yang menimpa Adipati Wirasaba ke-6, Warga Utama I, yang meninggal akibat kesalahpahaman dengan Sultan. Untuk menebus kesalahannya, Sultan memanggil para putra Adipati Wirasaba, namun tak ada yang berani menghadap.
Dikutip dari laman Pemkab Banyumas, Raden Joko Kahiman, yang merupakan menantu sang Adipati, memberanikan diri untuk menghadap Sultan. Keberaniannya berbuah anugerah, ia diangkat menjadi Adipati Wirasaba ke-7 dengan gelar Adipati Warga Utama II.
Setelah kembali dari Pajang, Joko Kahiman dengan persetujuan Sultan membagi wilayah Kadipaten Wirasaba menjadi empat bagian untuk para iparnya. Wilayah Banjar Pertambakan diberikan kepada Kyai Ngabei Wirayuda, Merden kepada Kyai Ngabei Wirakusuma, Wirasaba kepada Kyai Ngabei Wargawijaya, dan Kejawar ia kuasai sendiri.
Di Kejawar inilah ia membuka hutan Mangli dan mendirikan pusat pemerintahan yang menjadi cikal bakal Kabupaten Banyumas. Karena kebijaksanaannya membagi wilayah untuk saudaranya, ia mendapat julukan Adipati Marapat (berarti “membagi empat”).
Sosoknya dikenal memiliki sifat altruistis, tidak mementingkan diri sendiri, tangguh, serta mampu mempersatukan warisan budaya Majapahit, Galuh Pakuan, dan Pajajaran.
Dari garis keturunan, Raden Joko Kahiman adalah putra Raden Banyak Sosro dan cucu Raden Baribin, seorang pangeran Majapahit yang menikah dengan putri Raja Pajajaran. Latar belakang inilah yang membuatnya memiliki hubungan erat dengan berbagai kerajaan di Nusantara.