71 Ribu Perempuan Indonesia Pilih Childfree, Menteri Wihaji Dorong Fasilitas Taman Asuh Sayang Anak
- instagram @wihaji.pwh
Viva, Banyumas - Fenomena perempuan yang memilih childfree atau tidak ingin memiliki anak semakin meningkat di Indonesia. Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Wihaji, mengungkapkan bahwa berdasarkan data terbaru, sekitar 71 ribu perempuan Indonesia telah memutuskan untuk menjalani gaya hidup childfree.
Hal ini diungkapkan Wihaji saat ditemui awak media di Balai Kota Malang. Menurut Menteri Wihaji, ada beberapa alasan utama mengapa perempuan Indonesia memilih untuk tidak memiliki anak. Pertama, faktor ekonomi menjadi pertimbangan penting.
Banyak perempuan yang ingin tetap fokus bekerja dan membangun karier tanpa harus terbebani biaya dan tanggung jawab anak. Kedua, kekhawatiran akan kehilangan pekerjaan atau dipandang kurang kompeten di tempat kerja juga memengaruhi keputusan mereka.
Ketiga, sebagian perempuan menilai bahwa kebahagiaan tidak selalu identik dengan memiliki anak. Fenomena ini mendorong pemerintah untuk hadir memberikan solusi yang mendukung perempuan tetap produktif tanpa harus mengorbankan aspirasi mereka.
Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah melalui program Tamasya (Taman Asuh Sayang Anak). Program ini bertujuan menyediakan fasilitas penitipan anak yang aman dan nyaman di berbagai instansi, termasuk lembaga pemerintah, BUMN, dan perusahaan swasta.
“Pemerintah harus hadir. Mereka takut tidak ada yang mengasuh anak, maka kami membuat Tamasya, taman penitipan anak untuk memastikan para perempuan tetap bisa berkarya,” ujar Wihaji.
Program ini dirancang agar anak-anak tetap mendapatkan perhatian dan pengasuhan yang optimal, sementara orang tua tetap dapat fokus bekerja. Menteri Wihaji juga menjelaskan bahwa program Tamasya telah dijalankan bekerja sama dengan enam kementerian, sehingga cakupannya lebih luas dan efektif. Konsepnya sederhana, mirip dengan daycare, tetapi didukung oleh pemerintah dan berbagai pihak swasta.