Dugaan Spageti MBG Picu Keracunan, Dapur di Banyumas Ditutup Hingga Hasil Lab Keluar
- pexel @Lisa from Pexels
Ratusan siswa di Banyumas alami gejala keracunan usai santap spageti MBG. Dua dapur penyedia ditutup sementara hingga hasil uji laboratorium keluar sebagai dasar evaluasi
Viva, Banyumas - Kasus dugaan keracunan massal akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali mencuat di Kabupaten Banyumas. Ratusan siswa di Kecamatan Karanglewas dan beberapa siswa di Kecamatan Banyumas mengalami mual, muntah, serta diare usai menyantap menu spageti yang disediakan dapur MBG.
Berdasarkan laporan resmi, di Karanglewas tercatat 408 siswa mengalami gejala keracunan. Sementara di wilayah Banyumas, ada 12 siswa dengan keluhan serupa. Meski tidak ada yang harus dirawat inap, kejadian ini menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan orang tua murid.
Koordinator wilayah Badan Gizi Nasional (BGN) Banyumas, Luky Ayu Parwatiningsih, menyampaikan bahwa layanan MBG dari dua dapur di Banyumas dan Karanglewas resmi dihentikan sementara. Keputusan ini diambil berdasarkan instruksi langsung dari pusat demi menjaga keselamatan siswa.
“Untuk sementara akan diberhentikan, itu sudah ada surat dari pimpinan kami. Pelayanan dihentikan sambil menunggu hasil uji laboratorium,” jelas Luky dikutip dari wonosobozone.
Sampel makanan sudah dikirim ke laboratorium di Semarang oleh Dinas Kesehatan dan puskesmas setempat.
Hasil uji tersebut akan menjadi dasar evaluasi total terhadap dapur penyedia MBG. Kepala Dinas Kesehatan Banyumas, dr Dani Esti Novia, menegaskan bahwa pihaknya melakukan pemantauan harian terhadap siswa terdampak.