Viral! Mural Bajak Laut One Piece di Sragen Dihapus Jelang HUT RI ke 80, Netizen: Dimana Demokrasi

Penghapusan mural Shirohige One Piece di Sragen viral
Sumber :
  • instagram @onepiece.indo.official

Viva, Banyumas - Sebuah mural bergambar karakter Shirohige dari anime populer One Piece menjadi sorotan publik usai videonya viral di media sosial. Dalam video tersebut, tampak sejumlah aparat melakukan pengawasan saat mural yang berada di perempatan jalan sebuah desa di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, dihapus pada Minggu (3/7/2025).

Media Asing Soroti Indonesia! Bendera Bajak Laut One Piece Jadi Sorotan Politik Menjelang 17 Agustus 2025

Tindakan penghapusan mural di Sragen itu menuai pro dan kontra dari masyarakat, terutama kalangan muda yang merasa representasi mereka dalam karya seni tidak dihargai. Sejumlah warganet menyoroti peristiwa ini dengan mempertanyakan makna kebebasan berekspresi di negara demokratis.

Dilansir dari laman Instagram @sragenkita, banyak warganet mempertanyakan penghapusan tersebut mengingat Indonesia adalah negara demokrasi. Menurut informasi, mural bertema One Piece itu awalnya dibuat dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Gambar One Piece Disikat Cat Putih, Karangtaruna Sragen Angkat Bicara

Tujuannya adalah untuk menjangkau dan merangkul generasi Z agar turut merasakan semangat kemerdekaan melalui media yang dekat dengan keseharian mereka—yaitu budaya pop dan anime.

Namun, niat tersebut justru berujung pada penghapusan mural yang disebut “tidak sesuai konteks” oleh pihak tertentu.

Natalius Pigai: Kibarkan Bendera One Piece Saat 17 Agustus Bisa Dianggap Makar!

Padahal banyak yang menilai bahwa karakter Shirohige dalam One Piece bisa dimaknai sebagai simbol perjuangan dan kepemimpinan, sehingga tetap relevan dengan tema kemerdekaan. Komandan Kodim 0725/Sragen, Letkol Inf Ricky Julianto Wuwung, saat dikonfirmasi media menyampaikan bahwa pihaknya masih akan melakukan pengecekan lebih lanjut terkait mural tersebut.

Ia juga menambahkan bahwa pihak Kodim akan mengumpulkan informasi secara menyeluruh sebelum memberikan keterangan resmi kepada media.

Peristiwa ini menjadi refleksi bagaimana seni jalanan atau mural bisa menjadi media komunikasi sosial dan ekspresi publik, namun masih rawan disalahpahami. Banyak pihak berharap kejadian ini bisa menjadi pelajaran untuk lebih memahami maksud dan konteks dari karya seni publik sebelum mengambil tindakan penghapusan.

Masyarakat dan seniman lokal berharap akan ada ruang dialog antara pemerintah daerah dan komunitas kreatif agar kejadian serupa tidak terulang.

Terlebih di momen penting seperti peringatan kemerdekaan, kolaborasi antara unsur budaya, seni, dan nasionalisme seharusnya bisa dikelola secara positif